Kepala Dinas Perhubungan Kota Pontianak, Utin Srilena Candramidi menyatakan pihaknya akan mengevaluasi kekurangan dan kendala penerapan uji coba pembayaran nontunai pada jasa penyeberangan feri Siantan yang mulai diberlakukan sejak Selasa (4/2).
"Kami optimistis sistem tersebut tidak kandas di tengah jalan seperti sistem nontunai pada pembelian bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu," katanya di Pontianak, Rabu.
Baca juga: Pontianak akan terapkan pembayaran nontunai pada penyeberangan feri Siantan
Ia menjelaskan, dalam penerapan uji coba masih akan diberikan toleransi bagi masyarakat yang belum memiliki kartu flash untuk transaksi nontunai tersebut.
Utin menambahkan dengan kartu flash yang telah disediakan petugas masyarakat akan membayar sesuai tarif yang tertera. Kartu flash tersebut bisa didapatkan di Bank Kalbar dan gerai yang disediakan, dan untuk tahapan sosialisasi akan dilangsungkan selama satu bulan.
"Kami targetkan Maret 2020, penerapan pembayaran nontunai untuk penyeberangan feri Siantan sudah dilakukan sepenuhnya," ujarnya.
Ia mengatakan pihak Bank Kalbar memberikan kartu flash secara gratis sebanyak 4.000 kartu, namun untuk pengisian kartu tersebut tetap harus bayar, dan kartu tersebut jika dijual di mini market seharga Rp1.600 per kartu.
Baca juga: Kubu Raya luncurkan program bantuan pangan nontunai
Utin menjelaskan setelah dilakukan uji coba selama satu bulan, maka akan dilakukan evaluasi terhadap penerapan sistem nontunai di feri penyeberangan Siantan tersebut, sehingga jika ada kekurangan akan diperbaiki demi kesempurnaan penerapan sistem tersebut.
Dia mengatakan penerapan sistem pembayaran nontunai di feri penyeberangan Siantan selain sebagai upaya mewujudkan smart city, juga sebagai upaya menekan potensi kebocoran pendapatan pemerintah daerah.
"Karena selama ini potensi kebocoran pendapatan dari sistem manual di feri penyebrangan Siantan memang ada, sehingga dengan penerapan sistem nontunai maka pintu masuk tidak akan bergerak jika tidak ada transaksi," katanya.
Menurut data Dishub Kota Pontianak, potensi pendapatan dari operasional feri penyeberangan Siantan selama setahun mencapai Rp2 miliar. "Dengan penerapan sistem tersebut diharapkan bisa meningkatkan potensi pendapatan," demikian Utin Srilena Candramidi .
Baca juga: Pembelian BBM di SPBU di Pontianak bisa tunai dan nontunai
Baca juga: Implementasi transaksi BBM nontunai semakin dimaksimalkan
Baca juga: Pertamina dorong transaksi nontunai beli BBM dengan LinkAja
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kami optimistis sistem tersebut tidak kandas di tengah jalan seperti sistem nontunai pada pembelian bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu," katanya di Pontianak, Rabu.
Baca juga: Pontianak akan terapkan pembayaran nontunai pada penyeberangan feri Siantan
Ia menjelaskan, dalam penerapan uji coba masih akan diberikan toleransi bagi masyarakat yang belum memiliki kartu flash untuk transaksi nontunai tersebut.
Utin menambahkan dengan kartu flash yang telah disediakan petugas masyarakat akan membayar sesuai tarif yang tertera. Kartu flash tersebut bisa didapatkan di Bank Kalbar dan gerai yang disediakan, dan untuk tahapan sosialisasi akan dilangsungkan selama satu bulan.
"Kami targetkan Maret 2020, penerapan pembayaran nontunai untuk penyeberangan feri Siantan sudah dilakukan sepenuhnya," ujarnya.
Ia mengatakan pihak Bank Kalbar memberikan kartu flash secara gratis sebanyak 4.000 kartu, namun untuk pengisian kartu tersebut tetap harus bayar, dan kartu tersebut jika dijual di mini market seharga Rp1.600 per kartu.
Baca juga: Kubu Raya luncurkan program bantuan pangan nontunai
Utin menjelaskan setelah dilakukan uji coba selama satu bulan, maka akan dilakukan evaluasi terhadap penerapan sistem nontunai di feri penyeberangan Siantan tersebut, sehingga jika ada kekurangan akan diperbaiki demi kesempurnaan penerapan sistem tersebut.
Dia mengatakan penerapan sistem pembayaran nontunai di feri penyeberangan Siantan selain sebagai upaya mewujudkan smart city, juga sebagai upaya menekan potensi kebocoran pendapatan pemerintah daerah.
"Karena selama ini potensi kebocoran pendapatan dari sistem manual di feri penyebrangan Siantan memang ada, sehingga dengan penerapan sistem nontunai maka pintu masuk tidak akan bergerak jika tidak ada transaksi," katanya.
Menurut data Dishub Kota Pontianak, potensi pendapatan dari operasional feri penyeberangan Siantan selama setahun mencapai Rp2 miliar. "Dengan penerapan sistem tersebut diharapkan bisa meningkatkan potensi pendapatan," demikian Utin Srilena Candramidi .
Baca juga: Pembelian BBM di SPBU di Pontianak bisa tunai dan nontunai
Baca juga: Implementasi transaksi BBM nontunai semakin dimaksimalkan
Baca juga: Pertamina dorong transaksi nontunai beli BBM dengan LinkAja
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020