Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Kalbar, Purwati Munawir berharap Kalbar tidak hanya menjadi daerah penghasil, namun menjadi daerah pengolah produk turunan kelapa sawit yang siap pakai.

“Industri sawit telah memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian nasional, dan provinsi ini sebagai salah satu daerah penghasil terbesar. Meski begitu, hilirisasi sangat diharapkan. Dengan hilirisasi produk yang dihasilkan, daya saing kita semakin kuat,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam webinar bertema ‘Kebal Pandemi, Sawit Kalbar Masih Diandalkan’, Selasa.

Baca juga: Gapki terus gaungkan sawit berkelanjutan untuk kesejahteraan dan lingkungan

Purwati mengatakan, untuk menghadirkan industri hilir, memerlukan investasi yang besar. Untuk itulah, industri hilir ini memerlukan dukungan dari semua pihak, baik swasta maupun pemerintah. Utamanya pemerintah yang memberikan jaminan kepastian hukum serta penyediaan infrastruktur yang memadai.

“Industri hilir memerlukan investasi semakin besar, semakin memerlukan insentif, jaminan kepastian hukum, dan infrastruktur yang mendukung,” ucap dia.

Ia melanjutkan, Kalbar menjadi salah satu daerah penghasil sawit terbesar di Indonesia. Kondisi geografis dan iklim di Kalbar menurutnya sangat cocok untuk ditumbuhi tanaman sawit. Kalbar punya sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit. Namun begitu, perubahan iklim yang terjadi di dunia, sedikit banyak mempengaruhi kondisi sawit Kalbar.

Baca juga: Gapki Kalbar dukung kegiatan Open Turnamen Tennis KTSP II

“Kondisi yang kering di mana curah hujan di bawah rata-rata memicu adanya Karhutla. Selain itu, kekeringan juga dapat mempengaruhi produktivitas tanaman sawit, sehingga produksinya bisa berkurang pada saat panen,” kata dia.

Menurutnya, komoditas sawit membuka akses bagi masyarakat untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.

“Setidaknya, kehadiran industri sawit memberikan dampak pada penyediaan lapangan pekerjaan secara langsung dan tidak langsung, membuka isolasi daerah terpencil, berperan menjaga fungsi konservasi, menumbuhkan pusat ekonomi baru, serta berkontribusi dalam penerimaan devisa,” kata dia.

Baca juga: CPO dan turunannya sumbang devisa tertinggi ekspor Kalbar
Baca juga: Gapki Kalbar : Kawal kebijakan bagi hasil sawit
Baca juga: Aktivitas perkebunan dan pabrik saat PPKM tetap jalan

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021