Founder Kelompok Tani Batu Layar Sejahtera, Dedi A. Khansa mengajak mahasiswa dapat menjadi local hero lewat Khatulistiwa Bussiness Academy saat membawakan materi wirausaha sosial di Universitas Tanjungpura Pontianak.

"Mahasiswa harus mampu menjadi lokal hero yang menggali potensi lokal di daerah masing-masing, mengemasnya dan mengembangkan produk yang memiliki dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat, " ujar Dedi di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan, mahasiswa memiliki peran sangat strategis sebagai agen perubahan yang mampu menggali dan mengoptimalkan potensi di daerah masing-masing.

Pada materi wirausaha sosial, ia menyoroti tren kopi di kalangan anak muda saat ini yang sangat besar, namun mayoritas produk kopi yang dijual di Pontianak berasal dari luar Kalbar.

"Ironisnya, Kalbar kaya akan potensi perkebunan kopi tetapi belum banyak dimanfaatkan secara maksimal. Di sinilah peran mahasiswa sebagai lokal hero sangat dibutuhkan untuk membawa komoditas lokal jni ke pasar yang lebih luas, " tambahnya.

Ia mengatakan pentingnya memanfaatkan kopi lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar di Pontianak, yang dikenal sebagai kota dengan "1001 warung kopi".

Selain itu, Dedi menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah daerah, BUMN, dan pihak swasta dalam mengembangkan potensi-potensi daerah. Dengan kemampuan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi digital dan media sosial dapat membantu mempromosikan produk-produk lokal lebih efektif.

"Kewirausahaan sosial tidak hanya soal bisnis, tapi juga tentang bagaimana kita memberdayakan masyarakat setempat. Mahasiswa harus bisa membawa perubahan, memimpin komunitas, dan mengembangkan potensi daerah dengan pola pikir yang inovatif dan kolaboratif," jelasnya.

Ia berharap, Program MBKM Khatulistiwa Business Academy dapat melahirkan generasi lokal hero yang memiliki kepedulian sosial tinggi dan mampu memanfaatkan peluang bisnis berbasis potensi lokal.

"Ketika mahasiswa menjadi lokal hero, mereka tidak hanya menjadi pencetus ide, tetapi juga pemimpin yang memandu perubahan. Inilah esensi dari kewirausahaan sosial yang diharapkan bisa membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat," katanya.

Dedi juga menambahkan bahwa kewirausahaan sosial harus dimulai dari skala kecil dengan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah desa.

"Yang terpenting dalam wirausaha sosial adalah rasa memiliki. Ketika masyarakat dan anak muda merasa mereka bukan objek, tapi subjek, mereka akan lebih peduli dan merasa bahwa usaha ini adalah bagian dari mereka dan daerah mereka," ujarnya.

 

Pewarta: Jonathan

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024