Jakarta (ANTARA Kalbar) - Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian mengungkapkan hingga saat ini sudah ada 12 perusahaan sawit yang mengajukan sertifikasi ISPO (Standar Indonesia untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan).
Dirjen Perkebunan Kementan Gamal Nasir di Jakarta, Rabu mengatakan, untuk itu pihaknya saat ini sedang menyiapkan lembaga sertifikasi maupun auditor untuk pelaksanaan sertifikasi ISPO tersebut.
"Selama setahun ini, Kementan akan disibukkan dengan persiapan perangkat. Sekarang kami sedang memilih auditor dan lembaga sertifikasinya," katanya usai pembukaan International Conference and Exhibition on Palm Oil (ICE-PO) 2012 di Balai Sidang Jakarta.
Menurut dia, auditor yang ada saat ini sekitar 300 sedangkan dari 12 lembaga sertifikasi, baru enam yang dinyatakan lulus.
Sementara itu Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyatakan, pemerintah sudah mulai menerapkan ISPO (Indonesian Sustainable palm Oil) terhadap pengusaha kelapa sawit.
Pelaksanaan ISPO, lanjutnya, memiliki timetable yang akan berakhir hingga 2014 mendatang.
"Sebetulnya ISPO ini tidak digunakan sebagai instrumen untuk menangkis isu-isu yang terkait lingkungan yang dituduhkan terhadap pengusaha kelapa sawit, tapi lebih kepada roadmap untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia peduli terhadap gas rumah kaca," katanya.
Rusman menyatakan ISPO bersifat mandatory (wajib) dan akan mendorong penerapan teknologi berwawasan lingkungan pada setiap tahapan produksi, mulai dari pembangunan kebun hingga produksi produk-produk hilir kelapa sawit.
(S025)