Indonesia-Thailand Sepakati Visa Diplomatik

Bangkok (ANTARA Kalbar) - Indonesia dan Thailand menandatangani nota kesepahaman mengenai visa dinas dan diplomatik, kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah.

Nota kesepahaman tersebut ditandatangani kedua negara di Bangkok, Thailand, Jumat, dan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra seusai keduanya melakukan pertemuan bilateral.

"Ada satu MoU terkait dengan kerja sama visa extension diplomatik dan dinas, itu lebih ke arah memfasilitasi interaksi antarpejabat negara," kata Faizasyah.

Menurut Faizasyah, nota kesepahaman ini akan memberikan kemudahan dalam mengurus proses aplikasi visa bahkan diberikan kemudahan visa on arival bagi untuk perjalanan diplomatik dan dinas.

Ia menambahkan, selama ini, meskipun dalam kerangka ASEAN telah menerapkan kebebasan visa, namun Thailand memiliki pengaturan khusus terkait visa diplomatik dan dinas yang diberlakukan kepada semua negara.

Penandantanganan nota kesepahaman visa dinas dan diplomatik itu disepakati dalam kunjungan kerja Presiden Yudhoyono ke Bangkok, Thailand selama dua hari satu malam untuk menghadiri Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Tenggara (WEFEA) dan melakukan pertemuan bilateral dengan PM Thailand Yingluck Shinawatra.

Menjelang keberangkatannya ke Bangkok, Presiden menjelaskan mengenai arti penting dari WEF-EA bagi Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya. Kepala Negara menggarisbawahi keperluan sikap pro-aktif dari seluruh pihak untuk selalu mencari peluang baru guna mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,5 persen.

Teuku Faizasyah mengatakan bahwa kesempatan berbicara di forum WEFEA akan dimanfaatkan oleh Presiden Yudhoyono untuk menyampaikan berbagai pemikiran Indonesia terkait upaya pemajuan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Pertemuan bilateral di sela kunjungan kerja tersebut memberi peluang untuk membahas tidak saja isu bilateral, namun juga berbagai perkembangan strategis, utamanya di kawasan, yang menjadi perhatian bersama, katanya.

Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono beserta rombongan dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Minggu, 3 Juni 2012, setelah melanjutkan kunjungan kerjanya ke Singapura dan pulau terluar Indonesia, Pulau Nipah.

 (M041)