Bangkok (ANTARA Kalbar) - Kampiun Demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi dalam penampilan perdana secara International di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum), Bangkok, Thailand, Jumat, mengatakan negaranya membutuhkan lapangan pekerjaan.
"Yang kita butuhkan lapangan pekerjaan, jumlah pemuda pengangguran (di burma) sangat tinggi," kata aktivis yang telah terisolasi selama lebih dari 20 tahun tersebut.
Suu Kyi yang baru saja memenangkan kursi parlemen dalam pemilu di negaranya itu prihatin dengan tingginya angka pengangguran tersebut.
Tiadanya pekerjaan tersebut telah memicu banyak pemuda pengangguran menjadi pemabuk, menggunakan obat-obatan ataupun juga masuk dalam perjudian.
Yang lebih mengkhawatirkan, menurut dia, tiadanya pekerjaan, membuat para pemuda juga kehilangan harapan. Hilangnya harapan membuat negara semakin tak berdaya dan memburuk.
Untuk itu, di dalam acara tersebut, Pemenang nobel perdamaian pada 1991 itu mengharapkan adanya investasi yang mampu membuka lapangan pekerjaan kepada banyak pemuda di Myanmar.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan kepada para investor, agar berinvestasi yang memberikan keuntungan secara nasional, bukan hanya memberikan keuntungan kepada sekelompok atau golongan tertentu.
Ia juga menyerukan adanya komitmen nasional untuk rekonsiliasi nasional. Tanpa komitmen nasional, maka perubahan yang diharapkan akan menemui jalan yang sulit.
Menurut dia, reformasi yang kini bergulir tidak bisa lagi membalik. Reformasi merupakan jalan yang ke depan yang akan ditempuh.
Dalam kesempatan tersebut, Aung San Suu Kyi berbicara di depan forum selama 30 menit yang dipandu oleh Pendiri WEF Klaus Schwab.
Wanita yang selama 20 tahun lebih terkurung di negaranya karena memperjuangkan demokrasi di negaranya tersebut mendapatkan 'standing ovation' saat mengakhiri pembicaraan tersebut.
Suu Kyi memulai perjalanan internasionalnya di Thailand dan bertemu dengan para imigran Myanmar di negara Gajah Putih tersebut.
(M041)