Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Ketapang mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan menggunakan air sehat serta memperbaiki sanitasi guna meningkatkan kualitas penduduk.
"Perubahan perilaku dari masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan juga air sehat untuk kehidupan mereka," kata Utin Syamsiah, dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan KB Kabupaten Ketapang, di Ketapang, Senin.
Pemkab Ketapang melalui Pokja Sanitasi melakukan sosialisasi di Kecamatan Sungai Laur, Sandai dan Nanga Tayap, sejak tanggal 10-14 Juli.
Menurut Utin Syamsiah, kaum perempuan mempunyai peranan penting dalam pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga.
"Berbagai permasalahan dalam pembangunan sanitasi, salah satunya karena masih rendahnya kepedulian masayarakat akan sanitasi," ujar dia.
Ia mencontohkan dari perilaku yang tidak sehat seperti mandi, cuci dan kakus di sungai, buang sampah sembarangan, lupa mencuci saat makan dan sebagainya.
Ia menambahkan, perempuan dalam keluarga dapat menjalankan peran terhadap pendidikan kesehatan terhadap anak-anak.
"Peran perempuan dalam keluarga menjadi kunci pembangunan kesehatan dan juga sanitasi," kata Utin Syamsiah.
Ia mengharapkan seluruh komponen masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan sanitasi sehingga dapat mewujudkan Indonesia Sehat.
"Salah satunya dipaparkan bagaimana dampak buang air besar secara sembarangan terhadap kesehatan masyarakat," kata dia.
Ia menambahkan, dalam pembangunan sanitasi peranan seluruh komponen masyarakat sangat penting.
"Mewujudkan masyarakat yang sehat, seluruh komponen memang harus dilibatkan, termasuk juga peranan informasi dan komunikasi publik dalam program percepatan pembangunan sanitasi dan pemukiman, karena dalam pembangunan sanitasi ini kuncinya adalah bagaimana perubahan perilaku," kata Kepala Bagian Humas Pemkab Ketapang, Suhaimi.
Ia menjelaskan, adanya sosialisasi seperti itu diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat dan menciptakan lingkungan yang layak huni. "Kebiasaan yang buruk menjadi lebih baik dan itu akan mengurangi risiko warga terjangkit penyakit," katanya menegaskan.