Jakarta (ANTARA Kalbar) - Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Kesehatan mengembangkan sistem pendidikan jarak jauh menggunakan internet atau online untuk melatih asisten epidemiologi lapangan sebagai tahap awal.
"Keluarnya kebijakan ini adalah karena banyak keluhan dari teman-teman di provinsi yang tidak bisa mengikuti kegiatan pelatihan ini karena dana yang dimiliki (pemerintah) pusat terbatas. Dengan sistem jarak jauh ini maka pelatihan bisa diikuti hingga tingkat kabupaten/kota," kata Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Aparatur Badan PPSDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan Sulistiono dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Dengan pelatihan jarak jauh itu, Sulistiono mengatakan jumlah peserta yang dapat mengikuti kegiatan bertambah banyak secara signifikan, dari normalnya hanya 30 orang per tahun menjadi 140 orang, begitu juga program ini dapat memotong biaya pelatihan secara signifikan.
"Saya belum menghitung besar penghematannya berapa, tapi silahkan hitung saja, biaya pesawat dan akomodasi untuk 140 peserta dari tujuh provinsi selama 30 hari, itu yang bisa dihemat," ujarnya.
Selama ini, Sulistiono mengungkapkan anggaran Pusdiklat terbesar memang dihabiskan untuk biaya akomodasi dan transportasi yang mencapai 75 persen total anggaran namun dengan sistem pelatihan jarak jauh itu diharapkan anggaran itu dapat dialihkan untuk kegiatan lain yang lebih produktif.
Pelatihan bagi asisten epidemiologi lapangan dipilih sebagai tahap awal pelatihan jarak jauh karena dinilai banyak dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan masyarakat luas serta para calon peserta yang telah akrab dan memiliki akses terhadap komputer dan internet.
"Jika masih harus ke Jakarta untuk pelatihan agak sulit dan pesertanya terbatas, pendekatan ini akan lebih baik," kata Sulistiono.
Kementerian Kesehatan mengembangkan sistem pelatihan jarak jauh tersebut bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kbudayaan untuk pembentukan model pelatihan yang sesuai, apakah menggunakan sistem online penuh atau sistem kombinasi dari online dan konvensional.
"Tapi saat ini pelatihan jarak jauh itu bukan lagi alternatif, tapi suatu kebutuhan. Kita juga menjamin ini akan setara dengan pelatihan tatap muka, bahan ajar sudah dikemas sedemikian rupa," kata Uwes Chaeruman dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan Nasional.
Sedangkan keuntungan dari sistem jarak jauh disebutnya adalah lebih mudah bagi peserta karena tidak terikat waktu dan tempat sehingga lebih fleksibel dalam menyerap bahan pengajaran.
(A043)
Kemkes Kembangkan Pelatihan Online Bagi Asisten Epidemiologi
Jumat, 14 September 2012 16:54 WIB