Jakarta (ANTARA Kalbar) - PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. (Danamon) meluncurkan layanan "Solusi Emas Murni", guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkeinginan memiliki emas yang diperuntukkan sebagai tabungan untuk masa depan.
"Kami yakin kehadiran layanan pembiayaan kepemilikan emas Solusi Emas Murni Danamon Syariah ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin memiliki emas dengan cara ringan dan mudah dimana pada umumnya masyarakat Indonesia dewasa ini masih menjadikan emas sebagai salah satu tabungan," Direktur Danamon Syariah, Herry Hykmanto, dalam siaran pers tentang acara peluncuran di Jakarta, Kamis.
Herry mengatakan layanan Solusi Emas Murni (SEM) tersebut telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia demi memberikan rasa aman kepada nasabah Danamon Syariah.
"Saat ini Solusi Emas Murni Danamon Syariah sudah siap melayani pembiayaan kepemilikan emas di 160 cabang yang tersebar di berbagai kota antara lain Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi dan telah menjalin kerja sama dengan beberapa supplier emas dan toko emas lokal di sekitar kantor cabang Solusi Emas," kata Herry.
Menurut Herry ada tiga jenis emas yang akan diberikan pembiayaan kepemilikan yaitu emas lantakan produksi Antam atau non Antam, perhiasan dan koin emas.
"Kepemilikan emas yang diperuntukkan sebagai tabungan ini memberikan manfaat dapat dijadikan sebagai sumber dana berbagai kebutuhan untuk jangka panjang seperti persiapan dana pendidikan, dana ibadah haji atau umroh, sebagai persiapan dana pensiun atau kebutuhan lainnya di masa mendatang," kata Herry.
Sementara itu, Kepala Bisnis Solusi Emas Syariah Danamon, M. Budi Utomo, menjelaskan bahwa layanan SEM memberikan maksimum pembiayaan kepemilikan emas hingga sebesar Rp150 juta untuk setiap nasabah dengan tenor 2 - 5 tahun.
"Sedangkan untuk jenis perhiasan seperti cincin, gelang atau kalung, kita batasi minimal yang memiliki kadar emas 18 Karat," kata Budi.
Budi mengatakan pihaknya berharap dapat menyalurkan pembiayaan kepemilikan emas mencapai Rp150 miliar hingga akhir tahun 2012.
(P012)