Mekkah (ANTARA Kalbar) - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama Anggito Abimayu mengatakan tahun depan diberlakukan kebijakan calon jamaah haji lanjut usia berusia 80 tahun ke atas diprioritaskan sejak awal bersama pendampingnya.
"Sekarang memang ada prioritas jamaah lanjut usia tapi sebagai pengisi kursi kosong dari jamaah batal berangkat sehingga dalam praktiknya sulit menempatkan pendampingnya," kata Anggito di Mekkah, Sabtu, usai mengunjungi persiapan proses ibadah di lokasi Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Mulai tahun depan, katanya, sejak awal proses seleksi akan diprioritaskan kouta bagi jamaah berusia 80 tahun ke atas bersama pendampingnya. Dengan demikian, masalah yang dihadapi seperti gangguan fisik di Tanah Suci diharapkan akan berkurang, tambhnya.
Sedangkan terkait dengan jamaah nonkuota yang pernah menjadi masalah ketika di Mina, lanjutnya, tahun ini berkurang dari ribuan menjadi 120-an orang sehingga diharapkan tidak terjadi perselisihan pendapat antara jamaah kuota dengan jamaah nonkuota.
Jamaah nonkuota yang visanya diberikan langsung oleh pihak Kedubes Arab Saudi seperti tahun-tahun sebelumnya pernah menempati maktab-maktab jamaah kuota di Mina dan juga mengambil jatah makanan jamaah berkuota.
"Tahun ini jumlahnya sedikit, hanya sekitar 120 orang, sedangkan tahun lalu mencapai ribuan. Tahun ini memang saya ketat dan juga Dubes Arab," kata Anggito terkait jamaah nonkuota tersebut.
Sementara, ketika menjawab konfirmasi terkait intervensi pihak-pihak pemangku kepentingan seperti dari kalangan legislatif, eksekutif dan militer terkait permintaan membantu meloloskan orang-orang tertentu beribadah haji, Anggito tidak menampik adanya permintaan tersebut dari yang bersifat permohonan sampai semacam upaya pemaksanaan kehendak.
"Yang diusulkan itu antara lain anggota keluarga, konstituen dan kerabat," kata Dirjen Anggito.
(J003)