Banjarmasin (Antara Kalbar) - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat Dwi Listyawardani mengemukakan bahwa rendahnya angka partisipasi metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) menjadi tantangan program KB di Kalimantan.
"Dari segi pelayanan KB di semua tempat yang kami lewati dari Pontianak hingga Banjarmasin, semua daerah menghadapi tantangan mengenai MKJP ini," katanya di Banjarmasin, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa MKJP merupakan solusi efektif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
"Ini menjadi tantangan bersama, supaya metode tersebut bisa lebih diterima masyarakat. Terlebih lagi bagi mereka yang berada di pedalaman," kata Dwi Listyawardani yang menempuh perjalanan darat sekitar 1.500 kilometer dari Pontianak menuju Banjarmasin bersama 94 peserta "Mupen on the Road" Kalbar Tahun 2013.
Kegiatan itu sendiri bagian dari "Borneo Mupen on the Road" yang puncaknya di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel.
Ia mengakui, "Borneo Mupen on the Road" menjadi ajang yang sangat baik untuk bersilaturahim. "Meski Kalbar dan Kalteng bertetangga, tetapi jarang bertemu karena dipisahkan secara regional. Kalbar bergabung dengan Indonesia Barat, Kalteng dengan Indonesia Tengah," ungkap dia.
Jalan Transkalimantan, ujar Dwi Listyawardani, menjadi penting untuk menyatukan empat provinsi di Kalimantan dari berbagai aspek.
Ia mencontohkan, saat bertemu Bupati Lamandau, Marukan, yang sangat mengharapkan akses jalan dengan Kalbar dapat semakin baik.
"Jembatan Tayan di Kalbar, sangat mereka harapkan dapat segera terwujud. Terlebih lagi dengan posisi Pontianak yang ekonominya terus tumbuh," ujar dia.
Dwi Listyawardani nantinya akan menyampaikan hasil kunjungan dan pertemuan dengan beberapa kepala daerah di sepanjang jalan Transkalimantan poros selatan ke Gubernur Kalbar Cornelis.
Ia juga terharu dengan kegigihan satuan kerja terkait kependudukan dan KB dari kabupaten dan kota yang ikut hingga ke Banjarmasin. "Karena sebelumnya mereka rencananya hanya sampai Lamandau, yang berbatasan dengan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang. Tapi ternyata ikut terus, dan ini menunjukkan komitmen mereka," katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng Kusnadi mengatakan, jumlah penduduk di provinsi itu sekitar 2,2 juta jiwa dengan tingkat kepadatan 14 jiwa per kilometer persegi. "Peserta KB aktif 67,5 persen, dan metode kontrasepsi jangka panjang masih di bawah 10 persen. Untuk KB pria, baru berkisar 2,5 persen," kata Kusnadi.
Namun untuk angka kelahiran rata-rata, di Kalteng kini berkisar 2,8, turun dibanding sebelumnya yakni 3,0. Sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduk, tercatat 1,79 persen, turun dibanding tahun 2000 yakni 2,1 persen.
"Tahun 70-an, dalam satu keluarga di Kalteng, rata-rata terdapat 5,4 anak," kata Kusnadi.
Ia menegaskan, meski tanah di Kalteng luas dan tingkat kepadatan penduduk rendah, bukan berarti setiap keluarga harus mempunyai anak banyak.
"Kalau pun ada keluarga yang banyak anak, mungkin karena ketidaktahuan tentang program KB. Walau pun jumlah penduduk Kalteng sedikit, tetapi harus berkualitas," kata dia.
Selain berkualitas, lanjut dia, penduduk Kalteng juga harus sehat, sejahtera dan bermartabat.
***4***
(T.T011/B/M026/M026) 16-06-2013 14:15:36