Pontianak (Antara Kalbar) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat mencatat pengedaran uang selama masa kampanye dan menjelang Pemilu 2014 tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan dibanding pemilu sebelumnya.
"Berdasarkan analisa kami, tidak terdapat indikasi hubungan yang signifikan antara jumlah uang yang diedarkan oleh Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalbar dengan siklus pemilu," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalbar Hilman Tisnawan saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Berdasarkan data outflow atau uang yang diedarkan oleh Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalbar, pada bulan Maret atau pada periode kampanye, tercatat sebesar Rp240,49 miliar.
Angka tersebut tumbuh 5,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp227,01 miliar.
Sedangkan jika dilihat dari historis outflow setiap bulan Maret, tidak terdapat pergerakan yang signifikan pada siklus Pemilu 2014.
"Hal yang sama juga terjadi pada siklus Pemilu 2009 dimana jumlah outflow sebesar Rp82,10 miliar, atau hanya tumbuh 27,14 persen (yoy)," kata dia.
Sementara hingga tanggal 8 April, jumlah outflow sudah mencapai Rp265,88 miliar. Namun, tingginya outflow pada bulan April tersebut memang sesuai dengan pola historisnya. "Pada periode tersebut dilakukan pembayaran termin pertama proyek-proyek pemerintah. Selain itu, tingginya outflow di bulan April 2014 juga didorong oleh pembayaran kompensasi guru," ujar dia.
Dari sisi penukaran uang, jumlah yang ditukarkan pada Maret 2014 tercatat sebesar Rp7,52 miliar atau tumbuh 19,78 persen.
"Ini juga sesuai dengan pola historisnya. Pada siklus Pemilu tahun 2009, penukaran uang hanya tumbuh 13,57 persen menjadi sebesar Rp5,33 miliar," kata Hilman Tisnawan.
Berdasarkan data historis, juga tidak terdapat indikasi hubungan yang signifikan antara jumlah penukaran uang dengan siklus Pemilu.
Ia melanjutkan, salah satu tugas Bank Indonesia adalah menjaga kelancaran sistem pembayaran, baik tunai maupun non tunai. "Di bidang sistem pembayaran non tunai , Bank Indonesia memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ketersediaan uang rupiah yang layak edar, dalam pecahan yang sesuai serta tepat waktu," demikian Hilman Tisnawan.
***2***
Kenaikan Penukaran Uang Selama Pemilu Tidak Signifikan
Rabu, 16 April 2014 17:59 WIB