Pontianak (Antar Kalbara) - PT Perusahaan Listrik Negara Persero (PLN) Wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar sosialisasi tentang hemat energi dan bahaya penggunaan tali atau benang kawat untuk bermain layang-layang kepada pelajar SMP di Pontianak, Jumat.
"Sekitar 80 persen gangguan listrik PLN karena faktor eksternal terutama karena permainan layang-layang yang menggunakan tali atau benang kawat," kata Hendra, staf Bagian Hukum dan Komunikasi PLN Wilayah Kalbar dalam sosialisasi di SMP Negeri 20 Pontianak Utara.
Asrovie, siswa kelas 8 SMP Negeri 20 Pontianak Utara tampak terkejut saat menyaksikan tayangan yang disajikan Bagian Hukum dan Komunikasi PLN Wilayah Kalbar di Laboratorium IPA di sekolah yang terletak di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara itu.
Hendra memperlihatkan dampak dari permainan layang-layang menggunakan tali atau benang kawat.
Di tayangan tersebut terlihat satu keluarga di Kota Pontianak yang kerabatnya meninggal karena layang-layang yang dimainkan menggunakan tali atau benang kawat dan tersangkut di jaringan listrik.
Tali atau benang kawat tersebut menghantarkan listrik bertegangan tinggi ke korban sehingga akhirnya meninggal dunia.
Hendra mencontohkan sebuah mesin yang berputar dengan kecepatan tinggi harus berhenti secara mendadak karena benang atau tali kawat tersebut menyebabkan terjadinya hubungan pendek di jaringan listrik milik PLN.
"Dampaknya listrik padam, mesin rusak, biaya perbaikan bisa sampai miliaran rupiah," kata Hendra.
Selain itu, penggunaan tali atau benang kawat dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Dalam kesempatan itu PLN Wilayah Kalbar juga menyosialisasikan hemat listrik antara lain dengan cara mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan.
Sekitar 80 siswa kelas 7 dan 8 SMP Negeri 20 Pontianak Utara mengikuti sosialisasi tersebut dengan antusias. Mereka aktif bertanya dan pihak PLN Wilayah Kalbar pun menjawab pertanyaan yang diajukan.