Jakarta (Antara Kalbar) - Sebanyak 10 perusahaan Spanyol bidang konstruksi dan manufaktur segera merealisasikan ekspansi dan investasi di Indonesia.
Informasi dari Kedutaan Besar RI di Spanyol yang diperoleh di Jakarta, Kamis, menyebutkan bahwa upaya dari 10 perusahaan Spanyol itu mengemuka pada Seminar Promosi Investasi Infrastruktur Indonesia di Gedung CEOE, Madrid, Spanyol, Rabu (21/5).
Ke-10 perusahaan Spanyol itu adalah perusahaan besar seperti ACS (Actividades de Construcción y Servicios), FCC (Fomento de Construcciones y Contratas), OHL (Obrascón Huarte Lain), Abeinsa, Tecnicas Reunidas, Isoluc Corsan, Acciona, dan beberapa perusahaan yang telah bermitra sebelumnya seperti Centunion, Abengoa, dan Indra.
Selain perusahaan-perusahaan itu ada juga Navanta, Casa, Repsol, dan BBVA (Banco Bilbao Vizcaya Argentaria).
Disebutkan bahwa Dirjen Kementerian Keuangan Spanyol Antonio Fernandez Martoz menyatakan bahwa pemerintahnya telah mempelajari rencana pembangunan Indonesia pada Master Plan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan program "Public Private Partnership".
"Kami telah melakukan riset dan identifikasi atas potensi Indonesia di masa depan sebagai lokomotif dunia. Kami berkeputusan Indonesia menjadi prioritas pada masa kini dan mendatang," katanya pada seminar yang diselenggarakan KBRI Spanyol bekerja sama dengan Konfederasi Pengusaha dan Industri Spanyol (CEOE), Komisi Tinggi Marca Espana dan Casa Asia Kementerian Luar Negeri Spanyol.
Martoz memaparkan bahwa Spanyol memiliki cadangan devisa invetasi kurang lebih 640 miliar dolar AS dan sebelumnya sebagian besar diinvestasikan ke Amerika Latin dan Eropa.
Ia menyatakan mulai saat ini dan di era mendatang, akan diinvestasikan porsi yang lebih besar ke Asia, khususnya Indonesia.
Direktur Marca Espana, Jose Angel Lopez Jorrin, menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang selalu positif, kelas menengah yang tumbuh pesat, akan memberikan potensi kerja sama ekonomi antara Spanyol dan Indonesia.
"Mengatasi krisis dalam negeri, Spanyol mendorong perusahaan untuk ekspansi kegiatan di luar Spanyol. Kami tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan berbisnis transparan dengan Indonesia yang saling menguntungkan," katanya.
Sementara itu Duta Besar RI untuk Spanyol Yuli Mumpuni Widarso menegaskan promosi potensi Indonesia itu diselenggaakan pada saat yang tepat untuk menanggapi kebijakan "Look East" dari Pemerintah Spanyol.
Untuk menjalankan kebijakan itu, katanya, pemerintah Spanyol menggunakan Marca Espana untuk mengarahkan berbagai perusahaan Spanyol melakukan internasionalisasi dan ekspansi ke pasar nontradisional Spanyol seperti ASEAN terutama Indonesia yang mereka yakini akan menjadi lokomotif Asia dan dunia.
"Melalui kegiatan ini, kami memfasilitasi perusahaan Spanyol untuk ekspansi dan investasi ke Indonesia, serta memberikan data-data potensi dan potensi serta peluang bisnis di Indonesia. Kami ingin membangun minat pengusaha dan industri Spanyol untuk datang dan berinvestasi langsung ke Indonesia," kata Yuli yang baru bertugas di Spanyol tiga bulan lalu.
Kegiatan seminar tersebut juga berlangsung di Barcelona pada 22-23 Mei 2014 yang diisi juga dengan kegiatan temui bisnis antarperusahaan kedua negara.
Pimpinan perusahaan Indonesia yang hadir melakukan penjajakan kerjasama investasi adalah dari PT Kereta Api Indonesia, PT Wika, PT Jasa Marga, PT Pelindo II, dan dihadiri oleh pejabat dari BKPM, Kementerian Pekerjaan Umum, Wakil Ketua DPD RI Laode Ida serta sejumlah anggota DPD RI.