Jakarta (Antara Kalbar) - Salah satu pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Muhammad Harris Indra siap mendapatkan sanksi karena mendukung pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi - JK).
"Asalkan saya diberikan sanksi sesuai AD/ART," kata Harris di Jakarta, Jumat.
Harris menganggap sanksi pemecatan sebagai anggota Partai Gerindra karena perbedaan pendapat dalam memilih calon pemimpin merupakan hal yang tidak mendasar.
Harris menegaskan tidak akan terima keputusan jika pengurus Partai Gerindra memecat sebagai anggota partai karena alasan beda memilih calon pemimpin negara.
Pengurus Gerindra mempertanyakan loyalitas Harris karena lebih memilih Jokowi - JK dibanding pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
Bagi Harris loyalitas merupakan bukan kesetiaan terhadap individu namun gagasan untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan bermartabat.
Harris menyatakan Jokowi - JK dianggap pasangan yang paling mampu mewujudkan Indonesia adil dan bermartabat.
Penggagas Partai Gerindra itu tidak pernah berpikir akan berpindah partai, namun pernah mengajukan surat pengunduran diri dari kepengurusan partai.
Dirinya mengaku tidak akan mempermasalahkan keputusan partai untuk memecat sebagai anggota Partai Gerindra, tapi harus obyektif dan tidak berdasarkan faktor "suka atau tidak suka".
"Gerindra milik bersama karena dibangun bersama-sama, bukan individu," ujar Harris.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan telah mengetahui mengenai sikap Harris mendukung Jokowi - JK.
Hashim menandaskan pengurus partai akan mengambil sikap tegas kepada Harris karena tidak loyal terhadap keputusan partai.