Ngabang (Antara Kalbar) - Musim kemarau panjang menjadi berkah para jasa pengangkut air bersih. Satu mobil tangki tembus Rp.130 ribu hingga Rp.200 ribu. Bahkan, masyarakat yang bermukim di lokasi sumber air bersih juga menarif harga.
Pantauan ANTARA, Minggu (3/8) di Jalan Kampung Ilong Kecamatan Ngabang, terpampang papan dipersimpangan bertuliskan "Perhatian, Sungai Besar untuk mandi. Jangan buang sampah sembarangan. Untuk roda empat Rp.30.000 per hari, mengambil air".
Rupanya masyarakat yang bermukim di perbukitan Kampung Ilong membuat kebijakan untuk menarif masyarakat yang mengambil air bersih dalam kapasitas banyak. Karena warga luar yang menambil juga untuk diperjualbelikan.
"Jadi, mereka kami pinta uang sehari Rp.30 ribu. Kalau mandi sih gratis hanya masyarakat bersama jaga kebersihan sungai saja," ujar seorang penjaga air bersih yang namanya enggan disebut itu.
Pemuda itu duduk di tepi jembatan sambil bekal batangan rokok dan buku catatan. "Kalau sore mulai jam 4 ramai warga mandi di sungai Ilong ini," ujar pemuda itu.
Sementara, air leding dari PDAM sejak kemarau mengalami kemacetan karena sumber air baku di Merasak debit airnya mengering.
"Sudah beberapa hari air leding tidak jalan. Jadi mandi di sungai Landak meski keruh akibat limbah tambang emas," ujar Udin seorang warga.
Pemerintah Kabupaten Landak diminta jangan diam menyikapi sarana air bersih di daerah itu. Apalagi jika memasuki musim kemarau, warga yang selama ini menghandalkan sumur gali dan sumur bor juga mengeluh karena mengering.
"Solusi, kalau aktivitas pertambangan ilegal di perhuluan sungai ditertibkan agar tidak mencemari sungai lagi dan bisa dimanfaatkan masyarakat, paling tidak untuk mandi dan mencuci," ujar Udin.