Jakarta (Antara Kalbar) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat, naik 16 poin menjadi Rp11.727 per dolar AS dari posisi terakhir sebelumnya Rp11.743 per dolar AS.
"Rupiah masih berada di area positif meski dibayangi sentimen kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat," kata pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova.
Inflasi yang pada Juli 0,93 persen, menurut dia, masih menjadi penopang penguatan nilai tukar rupiah di pasar uang dalam negeri.
"Namun diperkirakan sentimen penguatannya hanya bersifat jangka pendek," katanya.
"Untuk jangka panjang, data neraca perdagangan masih menjadi sentimen negatif bagi rupiah," katanya.
Neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan defisit 305,1 juta dolar AS bulan Juni lalu.
Selain itu, Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, mata uang beberapa negara berkembang yang masih melemah akan mempengaruhi laju pergerakan nilai rupiah terhadap dolar AS.
"Masalah penilaian gagal bayar Argentina dan krisis perbankan di Portugal akan mempengaruhi mata uang rupiah," katanya.