Jakarta (Antara Kalbar) - Politisi Partai Golkar Hajriyanto Y. Thohari menawarkan konsep "jalan ketiga" bagi Golkar mengikuti konstitusi terkait posisi politik partai tersebut.
"Tidak di KIH dan tidak di KMP. Selain itu tidak bergabung dengan pemerintah dalam koalisi pendukung pemerintah dan juga tidak menjadi oposisi di parlemen," kata Hajriyanto melalui pesan Blackberry di Jakarta, Rabu.
Hajriyanto mengatakan jalan ketiga atau "the third way" yaitu jalan PG mengikuti jalan konstitusi, yaitu mentaati saja apa yang diatur dalam UUD 1945.
Menurut dia, apabila jalan itu yang diambil, Golkar lebih bebas dan leluasa untuk mengartikulasikan konsep dan pandangan politiknya.
"Golkar lebih bisa berkonsentrasi menghadapi Pemilu 2019. Golkar tidak akan mengganggu pemerintah dan pemerintah juga jangan sekali-sekali mengganggu dan merayu Golkar," ujarnya.
Dia menjelaskan posisi PG di depan pemerintah tidak perlu menjadi ganjalan dan jika kedua kubu mau mencari jalan keluar dengan sungguh-sungguh pasti akan ditemukan.
Menurut dia, pilihan politik Golkar bukan hanya sekadar di dalam atau di luar pemerintah, ataupun tetap di KMP atau di KIH karena itu pandangan yang terlalu miyopic atau sempit.
Dia menegaskan kedua kubu harus fleksibel dalam melihat pilihan politik Golkar kedepan.
"Politik tidak bisa terlalu kaku dan rigit begitu. Politik apaan kok sedikit-sedikit permanen," katanya.
Sebelumnya kedua kubu di internal Golkar melakukan pertemuan formal yang pertama pada Selasa (23/12) di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta. Kedua kubu sepakat melakukan islah dan akan mengadakan pembicaraan lanjutan pada 8 Januari 2015.
Namun terkait posisi politik Golkar ke depan belum ditemukan titik temu karena masing-masing pihak tetap pada posisinya.