Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak (PGD) XXX Provinsi Kalimantan Barat Yohanes Nenes mengatakan, nilai transaksi selama kegiatan mencapai Rp10 miliar lebih.
"Kegiatan ini tidak hanya memberikan kontribusi besar di sektor wisata, tetapi juga mampu meningkatkan perputaran ekonomi pelaku usaha di Kalbar. Karena, selama kegiatan ini berlangsung, terjadi perputaran uang lebih dari Rp10 miliar disini," katanya, saat dihubungi di Pontianak, Kamis.
Dia menjelaskan, nilai tersebut diketahui setelah pihaknya melakukan pendataan terhadap setiap stan baik itu dari stan, kuliner dan pameran lelang yang digelar dimana dalam satu hari, terjadi perputaran uang sekitar Rp2 miliar.
Sementara itu, kata dia, untuk jumlah pengunjung perharinya mencapai 20.000 sampai 30.000 orang dari kegiatan yang berlangsung pada 20 - 27 Mei itu. Bahkan jumlah tersebut bisa lebih banyak, khususnya pada saat kegiatan pembukaan, malam Minggu dan malam penutupan.
"Tadi malam saja bisa dilihat sendiri, ribuan pengunjung memadati Rumah Radakng ini, untuk menyaksikan penutupan Pekan Gawai Dayak," katanya.
Khusus untuk malam penutupan, kata Yohanes, para pengunjung dihibur oleh berbagai penampilan menarik di antaranya juara lomba nyanyian adat Dayak di PGD XXX. Selain itu tarian dari juara tarian kreasi Dayak juga tak kalah menariknya menghibur para pangunjung.
"Sebagai ketua panitia, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, khususnya untuk Pemprov Kalbar, Pemkot Pontianak dan para seponsor pendukung. Saya harapkan kerja sama yang baik dari semua pihak ini bisa terus terjalin pada Pekan Gawai Dayak, tahun berikutnya," katanya.
Sebelumnya, pada saat pembukaan PDG Kalbar 2015 itu, Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengajak masyarakat Dayak di provinsi tersebut membantu pemerintah menyukseskan program ketahanan pangan.
"Gawai Dayak itu adalah pesta dilakukan setelah masa panen pertanian. Jadi saya mengajak masyarakat Dayak yang ada di Kalbar untuk ikut menyukseskan program ketahanan pangan nasional melalui Gawai Dayak ke-30 ini," kata Cornelis saat membuka Pekan Gawai Dayak XXX, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, yang harus dilakukan oleh masyarakat Dayak adalah mengubah paradigma yang ada selama ini, dimana masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa bertani adalah pekerjaan orang kampung.
Padahal, kata dia, petani itu merupakan pekerjaan yang mulia. Dengan demikian, para petani akan berlomba-lomba meningkatkan produktivitasnya.
***3***
(U.KR-RDO/B/T011)