Tokyo (Antara Kalbar) - Pemerintah Jepang berencana melarang masyarakat menggunakan pesawat tanpa awak di atas daerah pemukiman dan pada malam hari, di mana aturan itu segera dibuat setelah satu pesawat tak berawak ditemukan di atap Kantor Perdana Menteri Jepang, April lalu.
Menurut rancangan undang-undang yang diungkapkan pemerintah Jepang, Selasa (2/6), pesawat tak berawak akan dilarang terbang di Jepang, kecuali pada siang hari.
Peraturan juga menyatakan, hanya para operator, yang dianggap perlu mengambil langkah-langkah keamanan memadai, yang akan dapat menggunakan pesawat tak berawak di wilayah dekat bandara dan di daerah pemukiman.
Selanjutnya, siapa saja yang ingin menerbangkan pesawat tak berawak dengan spek tinggi harus mendapatkan lisensi.
Penggunaan pesawat tanpa awak di berbagai bagian dunia telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir, terutama oleh media dan penggemar peralatan teknologi.
Pemerintah Jepang mengatakan pihaknya ingin menciptakan lingkungan di mana para operator dapat menggunakan pesawat tanpa awak skala kecil dengan cara yang fleksibel jika mereka perlu mengambil langkah-langkah keamanan tertentu.
Pemerintah Jepang mengakui kegunaan perangkat pesawat tanpa awak dalam pertanian serta pengumpulan informasi selama bencana alam.
Pemerintah Jepang juga mengatakan ingin mengirimkan rancangan undang-undang itu selama sesi parlemen sekarang ini, yang diperkirakan akan berlangsung sampai Agustus.
Peraturan yang melarang penggunaan pesawat tanpa awak oleh publik itu dibuat setelah seorang pria Jepang ditangkap sekitar sebulan lalu karena diduga menerbangkan pesawat tanpa awak kecil yang membawa jejak radioaktivitas ke atap Kantor Perdana Menteri Jepang.
Larangan itu juga muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran dari beberapa kalangan tentang keamanan setelah banyak pesawat tanpa awak terbang di atas daerah-daerah berpenduduk.
Bulan lalu, polisi Jepang menangkap seorang anak laki-laki berusia 15 tahun karena menyatakan secara online bahwa ia mungkin menerbangkan pesawat tak berawak di atas kerumunan festival di Tokyo.
Padahal, pihak kepolisian telah memberi beberapa peringatan untuk tidak menerbangkan dan mencoba untuk menerbangkan pesawat tanpa awak di dekat tempat-tempat wisata.
Namun, sejauh ini di Jepang belum ada laporan mengenai kasus orang terbunuh atau menderita cedera serius akibat pesawat tanpa awak.
Sebaliknya, seorang pria tua Jepang meninggal setelah tertimpa layang-layang seberat 700 kilogram (sekitar 1.540 pon) yang jatuh dari langit ke kerumunan di festival awal pekan ini.