Ketapang (Antara Kalbar) - Para petani cabai rawit yang berÂada di Desa Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, mengaku mengalami keÂrugian yang cukup besar pada musim tanam kali ini.
Pasalnya, akibat musim kemarau yang baÂru dirasakan tidak lebih dari dua bulan, hasil panen mereka menÂjadi anjlok.
Disebabkan kurangnya pasokan air, tanaman cabai rawit pun mengering. Bakal buÂah cabai akhirnya mengering hiÂtam dan jatuh tidak mampu terpanen.
Dari pantauan di lapangn, sekitar satu hektare lahan perÂkeÂbunan cabai rawit milik Ritom di Desa Pelang kini mulai mengering dan mati.
Kondisi itu sangat dipengaruhi oleh taÂnah di sekitarnya yang berubah gersang seiring sulitnya pasokÂan air.
Meski sempat di siram air dengan sumur Pantek (Bor) beberapa hari lalu, tetapi itu tidak mampu menyelamatÂkan tanaman cabai mereka yang telah mengering dan mati.
BAkÂhirÂnya para petani cabai pun sebiÂsa mungkin hanya memanen cabai rawit yang sedikit leÂbih layak.
Ritom salah seorang petani mengaku rugi jutaan rupiah.
Dari moÂdal tanam awal yang sudah haÂbis dikeluarkan sebesar Rp20 juÂta, dirinya kini paling bisa meÂraup hasil Rp5 juta saja.
BbbbPaÂdahal saat ini harga cabai seÂdang cukup lumayan, yakni berÂkisar Rp60.000 hingga Rp70.000 per kg, dari harga jual normal Rp50.000 - Rp55.000 per kg.
“Hampir 50 persen tanaman cabai rawit kami mengering dan mati. Akibatnya hasil panen pun anjlok drastis. Tidak baÂnyak yang bisa diselamatkan daÂri muÂsim kemarau saat ini,"ujar dia.
Bagi petani di DeÂsa Pelang dan desa lainya di Kecamatan Matan Hilir Selatan Ketapang, kesulitan air telah menjadi hal yang lumrah. Hal ini dikarenakan lahan pertanian mereka lebih tinggi ketimbang aliran sungai dan terletak dekat dengan pesisir laut, Sehingga pasokan air pun cukup sulit saat muÂsim kemarau dengan mengÂandalkan saluran air irigasi seÂtengah teknis.
Para petani berharap ada perhatian pemerintah berupa pomÂpa air dan pipanisasi agar mamÂpu menyedot air dari dasar suÂngai ke areal perkebunan dan saÂwah petani. Sehingga meski terÂjadi musim kemarau maka sikÂlus tanam dan panen petani tidak terganggu.
Sementara itu dihubungi terpisah mantan PPL dan pemerhati pertanian Yudo Sudarto , meÂÂmbenarkan perihal keluhan petani tentang kekeringan yang melanda beberapa desa di Kecamatan Matan Hilir Selatan,dan Kecamatan lainya di Kabupaten ketapang.
Yudo mengatakan,memang saat ini Kabupaten Ketapang hampir dua bulan terakhir ini belum turun hujan mengakibatkan beberapa kecamatan di Kabupaten Ketapang mengalami kekeringan.
Lebih lanjut yudo mengatakan, kekeringan ini tidak hanya menimpa para petani cabe dan petani padi, melainkan masyarakat luaspun banyak yang mengeluhkan air, untuk keperluan sehari-hari.
Petani Cabai Ketapang Merugi Jutaan Rupiah Karena Kekeringan
Sabtu, 18 Juli 2015 4:55 WIB