Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak enam peserta Yacht Rally International Wonderful Sail2 Indonesia 2015 terkesan dengan keindahan alam serta kekayaan fauna yang ada di kawasan pelepasliaran orangutan di Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang.
"Jarang bagi mereka untuk melihat kondisi seperti di Ketapang," kata Andi Chandra, staf Humas Setda Ketapang yang dihubungi di Pontianak, Senin.
Rombongan merupakan peserta yang berasal dari Prancis, Belanda dan Australia. Mereka didampingi Yayasan International Animal Rescue (IAR), guide Wonderful Sail2 2015, karyawan Bagian Humas Setda Ketapang dan masyarakat.
Mereka berangkat dari dermaga PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan) Sabtu (17/10) lalu sekitar pukul 07.00 WIB menggunakan minibus dari Yayasan IAR Ketapang.
Perjalanan di tempuh sekitar satu menuju Desa Pematang Gadung. Dari desa Pematang Gadung ke lokasi kamp Yayasan IAR ditempuh sekitar tiga jam perjalanan menggunakan kapal motor klotok.
Selama di kapal motor ada beberapa kehidupan alam liar yang terlihat seperti beruang madu di atas pohon, burung, kera dan lain-lain. Dommie seorang guru olahraga di Prancis dan suaminya Vincent, terkesan dengan kehidupan alam liar. Ia menanyakan keberadaan orangutan. Selain itu, Dommie juga menanyakan apakah di hutan tersebut terdapat species kelelawar (orang Ketapang menyebutnya Keluang).
Setelah tiga jam melintasi alur Sungai Pesaguan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju camp IAR. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam. Saat menuju camp IAR di Pematang Gadung, rombongan melihat seekor orangutan yang sedang menyusui anaknya di sebatang pohon. Peserta tampak heran sekaligus takjub dengan binatang yang dilindungi ini.
Selama berada di hutan gambut Pematang Gadung, keenam peserta tampak puas setelah melihat dua orangutan, beruang, kera dan kehidupan di alam bebas. Sekitar pukul 15.30 WIB rombongan kembali ke Ketapang.
Dari melihat kehidupan di alam bebas, Dommie dan Vincent menyebutkan pentingnya alam dilestarikan. Di negaranya, kehidupan sangat keras. Hidup di Prancis lebih keras dibanding di Indonesia. Masyarakat di Indonesia bisa makan dengan bertani. Sedangkan di Prancis, harus kerja keras. "No Money, no food," kata Vincent yang sebelum berlayar bekerja di salah satu perusahaan minyak di Prancis itu.
Ia sangat tertarik dengan Kabupaten Ketapang, Indonesia. Ia ingin kembali ke Ketapang, mungkin lima tahun kedepan. Karena ia masih harus mengelilingi dunia. Ia ingin membawa ketiga anaknya. "Kenapa tidak, mungkin saja kan," kata Domie.
Setelah melihat kehidupan binatang mamalia yang dilindungi di alam bebas ini, mereka berharap kelestarian lingkungan terus terjaga. Supaya binatang yang dilindungi tersebut tidak punah oleh kemajuan pembangunan. Setelah kembali dari hutan Pematang Gadung, perjalanan pulang akhirnya sampai di Desa Pematang Gadung sekitar pukul 18.00 WIB. Kemudian sampai di dermaga PPI sekitar pukul 19.30 WIB.
Selain mengunjungi hutan Pematang Gadung, ada beberapa destinasi tujuan peserta Yacht Rally International Wonderfull Sail2 Indonesia 2015. Mereka juga mengunjungi hutan kota, kelenteng, wisma hulu sungai, kehidupan masyarakat seperti budaya "ngopi", melihat masyarakat bertani dan lain-lain. Para peserta perahu layar internasional ini sampai tanggal 18 Oktober 2015 berjumlah 22 kapal layar. Mereka mulai berdatangan sejak tanggal 10 Oktober 2015 dari Karimun Jawa dan singgah di Ketapang sebelum melanjutkan perjalanan menuju titik finish di Tanjungpinang Kepulauan Riau.
Semula mereka dijadwalkan berada di Ketapang pada tanggal 13-16 Oktober 2015. Sampai tanggal 18 Oktober 2015 masih ada kapal yang datang melabuh jangkar singgah di Ketapang. Total kapal yang sudah merapat ada berjumlah 22 kapal. Pada tanggal 18 Oktober 2015 masih bertahan 8 kapal, sedangkan 14 kapal lainnya sudah melanjutkan perjalanan menuju titik finish di Kepulauan Riau.
Menurut Raymond T.Lesmana, staf khusus Kementerian Pariwisata dari Ditjen Pengembangan Destinasi Parawisata Kementerian Pariwisata, mengungkapkan tujuan dari Wonderful Sail 2 Indonesia ini adalah untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal, pinggiran dan kepulauan sekaligus untuk mempromosikan destinasi pariwisata di daerah ke dunia internasional. Untuk tahun depan (2016), rencananya pada kegiatan yang sama juga akan diagendakan persinggahan ke Ketapang.
Disinggung dengan tujuan kegiatan rally perahu layar internasional Wonderful Sail2 Indonesia, Raymon T.Lesmana menyebutkan konsepnya bukanlah sebuah pesta. Dalam mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal, kepulauan dalam mengembangkan sektor kepariwisataan, ia menyarankan dibenahi Pelabuhan Wisata.