Sintang (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan Sintang, dr Harysinto Linoh membantah tudingan yang menyatakan kelanjutan pembangunan RSR Sintang seolah jalan di tempat.
Sementara pembangunan Rumah Sakit Rujukan (RSR) Sintang sampai saat ini belum juga kelar, padahal pembangunan rumah sakit ini sudah dimulai sejak 2010 lalu.
Setiap tahunnya, miliaran rupiah dana APBD dan APBN mengalir untuk pembangunan rumah sakit tersebut. Sementara, kebutuhan akan keberadaan rumah sakit di Sintang sangat mendesak. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade M Djoen Sintang dinilai banyak pihak sudah tidak mampu untuk menampung pasien yang berobat.
Menurut dia, pembangunan RSR Sintang ini masih dalam tahap penyelesaian.
Sinto mengakui, kebutuhan akan rumah sakit baru memang sangat mendesak. Sebab daya tampung RSUD Sintang sudah tidak memadai. Apalagi dengan bertambahnya sejumlah pelayanan baru di RSUD ini.
"Sejumlah pelayanan yang baru dibuka seperti THT dan paru-paru membutuhkan tempat yang lebih," katanya.
Soal kelanjutan pembangunan RSR Sintang ini, Sinto mengungkapkan pada tahun 2016 Pemkab Sintang sudah menganggarkan dana dari APBD untuk penyelesaian pembangunan gedung rawat jalan dan perkantorannya.
Dia mengatakan, sejak 2012 penyelesaian pembangunan RSR Sintang hanya mengandalkan dana dari APBD Kabupaten Sintang.
"Tidak ada lagi bantuan dana dari pemerintah pusat ataupun pemerintah provinsi. Pemerintah pusat bisa membantu penyelesaian pembangunan RSR Sintang dengan syarat rumah sakit itu harus sudah operasional terlebih dahulu," katanya.
Sinto menjelaskan, masih banyak pembangunan yang harus diselesaikan sebelum RSR Sintang ini operasional. Pada tahun 2014 Pemkab Sintang menganggarkan dana sebesar Rp3 miliar untuk penyelesaian gedung rawat jalan.
Tapi Sinto mengaku lupa berapa besaran anggaran yang dikucurkan Pemkab Sintang pada tahun 2015 untuk penyelesaian pembangunan RSR tersebut. Sementara tahun 2016, kucuran dana dari Pemkab Sintang cukup besar untuk melanjutkan pembangunan RSR Sintang tersebut, sekitar Rp9-10 miliar.
Dia mengakui, selama beberapa tahun ini tidak ada bantuan dana dari Pemprov Kalbar untuk pembangunan RSR Sintang.
"RSR Sintang itu milik Pemkab Sintang sehingga anggaran pembangunannya dibebankan dalam APBD Sintang," katanya.
Pemkab Sintang menurut dia, sudah pernah mengajukan bantuan dana pada Pemprov Kalbar untuk menyelesaikan pembangunan RSR, tapi sampai sekarang belum diberikan.
Menurut dia, untuk membangun RSR yang lengkap, setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar Rp200 miliar lebih. Angka ini hanya untuk bangunannya saja belum termasuk alat kesehatannya.
Sementara Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, dr Rosa Trifina menyampaikan, penyelesaian pembangunan RSR Sintang tahun ini dilimpahkan ke Dinas PU.
"Tahap pertama penyelesaiannya ialah mempercepat operasional gedung rawat jalan dan perkantorannya. Paling tidak gedung yang dua lantai itu harus selesai," kata dia.
Selain menyelesaikan gedung perkantorannya dan ruang rawat inap, infrastruktur jalan masuk juga akan dikerjakan tahun ini. Perencanaannya tahun 2017 nanti, RSR Sintang sudah bisa operasional. (Faiz/N005)