Pontianak (Antara Kalbar) - Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, H Thamrin Usman mengatakan pada tahun 2016 pihaknya akan mulai melakukan pembangunan Untan dengan memanfaatkan dana bantuan dari Islamic Development Bank.
"Alhamdulillah tahun ini dana dari IDB sudah bisa dicairkan sebesar Rp300 miliar, bahkan kita sudah melakukan proses pelelangan untuk melaksanakan pembangunan beberapa sarana pendidikan dalam upaya kita mewujudkan Untan menjadi kampus yang lebih modern," kata Thamrin di Pontianak, Rabu.
Dia menjelaskan, pada tahun ini pihaknya mendapatkan bantuan dana sebesar Rp300 miliar, dimana 60 persen anggarannya akan digunakan untuk pembangunan fisik dan peralatan pendukung, sedangkan 40 persen untuk perbaikan akademik, seperti dana pengembangan kurikulum, mengirim dosen untuk menempuh jenjang S3 serta untuk pelatihan bagi dosen.
Untuk pembangunan fisik, katanya, Universitas Tanjungpura Pontianak akan mewujudkan kampus modern sebagai upaya meningkatkan kualitas perguruan tinggi negeri terbesar di Kalimantan Barat.
"Mulai tahun ini, kita akan membangun sejumlah sarana fisik baru seperti gedung perkuliahan bersama empat lantai, laboratorium bersama, dan sarana pendidikan multimedia di ruang kelas.
"Dalam waktu 6 bulan pembangunan ini diusahakan sudah bisa terealisasi,dan proses lelangnya ini dilakukan langsung oleh pusat," tuturnya.
Sejak awal memimpin Untan pada awal Februari 2011 lalu, Thamrin sudah bertekad menjadikan universitas yang dipimpinnya sebagai lembaga penyedia layanan pendidikan bermutu selama menjadi rektor empat tahun mendatang.
"Kita akan menjadikan Untan sebagai bisnis inti sebagai penyedia layanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas" tuturnya.
Upaya mengembalikan Untan ke bisnis inti lembaga pendidikan tersebut merupakan bagian dari program jangka pendek. Ia mengungkapkan, ada delapan standar nasional pendidikan untuk penilaian suatu perguruan tinggi.
Misalnya bagaimana kompetensi lulusan, terserap baik atau tidak. Kemudian, berapa lama setelah wisuda lulusan dari perguruan tinggi tersebut diterima di dunia kerja.
Ia menambahkan, untuk mendapatkan lulusan yang seperti itu, harus melihat proses pendidikan serta standar isi yang digunakan maupun tenaga pendidik.
"Proses pendidikan adalah apakah metode atau pembelajaran yang dilaksanakan selama ini sudah berlangsung dengan baik atau tidak. Selain itu, optimalisasi penggunaan proyektor atau alat peraga lainnya dapat memudahkan mahasiswa dan dosen berinteraksi serta mengembangkan ide-ide kreatif, sementara untuk standar isi, kurikulum sudah sepatutnya berbasis kompetensi," tuturnya.
(U.KR-RDO/N005)
Untan Dapat Dana Rp300 Miliar Dari IDB
Rabu, 20 Januari 2016 17:10 WIB