Jakarta (Antara Kalbar) - Ribuan guru honorer mendesak pemerintah untuk
memperhatikan kesejahteraan mereka melalui aksi unjuk rasa yang
dilangsungkan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
"Kami akan terus melakukan aksi unjuk rasa sampai diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS)," ujar Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia
(FHK2I), Titi Purwaningsih.
Aksi unjuk rasa tersebut akan dilangsungkan selama tiga hari ke
depan. Titi berharap agar Presiden Joko Widodo mendengar keluhan ribuan
guru honorer yang mendapat gaji di bawah standar.
"Saya saja sudah 12 tahun menjadi guru honorer di salah satu SDN di
Banjarnegara, namun gaji yang saya terima hanya Rp150.000 per bulan."
Gaji yang diterima tersebut, berada di bawah standar hidup di Tanah
Air, namun Titi mengaku tetap bertahan karena tidak ada pilihan lain
lagi selain menjadi guru.
"Ini merupakan panggilan jiwa kami. Selama ini kami peduli dengan
nasib anak bangsa, tapi kami abai pada nasib kami sendiri," katanya.
Dia menambahkan hal yang terpenting adalah diangkat menjadi guru PNS,
setelah itu kesejahteraan akan mengikuti. Dia juga berharap pemerintah
tidak melupakan jasa-jasa mereka mendidik anak-anak bangsa selama
puluhan tahun.
"Kami akan tetap bertahan sampai Presiden mau bernegosiasi dengan kami," tegas dia.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) menegaskan bahwa penyelesaian permasalahan tenaga honorer eks K2
atau honorer terbentur persoalan hukum dan anggaran.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kementerian
PANRB, Herman Suryatman, mengatakan bahwa demonstrasi yang dilakukan
oleh para tenaga honorer eks K2 yang mengatasnamakan FHK2I adalah
sesuatu yang wajar karena salah satu bentuk penyampaian aspirasi warga
negara kepada pemerintah.
"Sampai saat ini memang belum ada solusi permanen. Kendalanya ada
dua, yaitu belum ada celah hukum dan terbatasnya alokasi anggaran," ujar
Herman.
Herman juga menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan koordinasi
untuk bisa menerima perwakilan dari aksi demo tersebut untuk berdiskusi
lebih lanjut menjaring aspirasi dan mencarikan solusi terbaik bagi
seluruh eks tenaga honorer K2 tersebut.
"Permasalahan ini akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan. Pemerintah
sangat empati dan simpati kepada teman-teman honorer, oleh karenanya
harus dicarikan solusi yang tepat. Apalagi ini sebagian besar bekerja di
lapangan, sebagai ujung tombak," tukas Herman.
Ribuan Guru Honor Desak Pemerintah Perhatikan Nasib Mereka
Kamis, 11 Februari 2016 8:15 WIB
Kami akan terus melakukan aksi unjuk rasa sampai diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS),"