Ngabang (Antara Kalbar) – Pemerintah Kabupaten Landak menggandeng sejumlah pihak yakni Millennium Challenge Account (MCA) Indonesia dan IMA World Health untuk menekan angka anak stunting atau kerdil melalui Peraturan Bupati sebagai payung hukum.
Direktur Yayasan Dian Tama (PKBI-PPSW), Herculana Ersinta sebagai Konsorsium mengatakan, bahaya stunting mengancam anak-anak dan bangsa. Di Indonesia, hampir 9 juta anak atau sepertiga balita Indonesia mengalami stunting. Di Asia Tenggara, hanya negara-negara seperti Kamboja, Laos dan Timor Leste yang memiliki angka stunting lebih tinggi dari Indonesia.
"Berdasarkan data Surkesdes Kemenkes RI tahun 2013, stunting dialami oleh satu dari tiga balita yang lahir di Kalbar atau sebanyak 39.7 persen. Ini sungguh situasi yang mengkhawatirkan karena perkembangan otak dan fisik anak menjadi terhambat, yang akan mengakibatkan anak stunting di Kalbar akan mudah sakit dan juga sulit berprestasi," ungkap Herculana.
Stunting adalah ketika balita memiki tinggi badan lebih pendek dari standar tinggi badan anak seumurnya. Permasalahan stunting di Kalbar terjadi karena beberapa faktor antara lain, kurangnya pengetahuan dalam pemberian asupan gizi pada balita, dekatnya jarak antarkelahiran, kurangnya pemberian ASI eklusif, perilaku buang air besar sembarangan (BABS) serta kurangnya beragam pangan rumah tangga.
"Pengurangan stunting hanya dapat terjadi dengan perilaku hidup sehat yang didukung oleh kebijakan pemerintah daerah yang tepat dan infrastruktur di tingkat masyarakat, melihat dimensi permasalahan yang luas, mengatasi stunting harus dengan pendekatan multi sektor dengan sistem kerja yang terpadu," ujar Herculana.
Herculana menegaskan, menyikapi masalah stunting maka digelar pertemuan untuk koordinasi pemangku kepentingan dan dengar pendapat dengan DPRD dan audiensi dengan bupati dengan tujuan, menindaklanjuti hasil pertemuan pada Maret 2016 guna menyusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) dan peraturan bupati untuk perbaikan gizi balita terutama 1.000 hari pertama kehidupan.
"Selanjutnya membuat RAD PG kabupaten Landak sesuai kondisi lokal secara partisipatif, menyepakati finalisasi draf peraturan bupati untuk pelaksanaan RAD PG," ujar Herculana.
Sekretaris Dinas Kesehatan Landak Krisman mengatakan, untuk kabupaten Landak ada 4 kecamatan yang mendapat bantuan MCA-Indonesia dalam melaksanakan program kesehatan dan gizi berbasis masyarakat, meliputi kecamatan Sengah Temila terdiri dari 14 desa dan 3 Puskesmas, Mempawah Hulu terdiri dari 17 desa dan 1 Puskesmas, Menyuke terdiri dari 16 desa dan 1 Puskesmas dan Kuala Behe terdiri 11 desa dan 1 Puskesmas.
"Jadi total desa yang mendapat bantuan kegiatan program kesehatan dan gizi berbasis masyarakat dari MCA-Indonesia di Landak adalah 58 desa dari 156 desa yang ada," tegas Krisman.
Sementara itu, Staf Ahli Bupati, Telly Yolaga dalam sambutannya mengharapkan kepada peserta pertemyan pembuatan rencana aksi pangan dan gizi daerah serta payung hukum daerah untuk perbaikan gizi kabupaten Landak yang terkait masalah stunting dapat melaksanakan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
"Sehingga akan menghasilkan kesepakatan yang dapat menurunkan anhka stunting di kabupaten Landak. Ayo pastikan anak-anak kita tumbuh tinggi sehingga dapat berprestasi tinggi," ungkap Telly.
Pemkab Landak Komitmen Tekan Stunting
Selasa, 26 Juli 2016 9:45 WIB