Ketapang (Antara Kalbar) - Suka duka Agus Rahmat, 20 tahun mengabdi sebagai petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana dan sekaligus sebagai kordinator pelaksanaan KB di Kecamatan Sungai Melayu Rayak Kabupaten Ketapang.
Diakui dirinya telah banyak mengalami suka dan duka selama menyukseskan program KB untuk masyarakat di 11 desa yang ada di Kecamatan Sungai Melayu Rayak.
Berbekalkan motivasi ingin melihat kemajuan di daerahnya khususnya kemajuan pembangunan di 11 desa, Agus yang telah mengabdikan dirinya sejak tahun 1996 hingga kini, tetap gigih menjalankan tugasnya walau harus menghadapi sulitnya jarak tempuh, cuaca hujan bahkan harus bermalam di tengah-tengah kebun kepala sawit, karena sepeda motor yang dikendarainya rusak.
"Saat ini sudah agak lumayan, tapi di tahun 1996 itu kondisinya sarana dan prasarana sangat sulit. Apalagi petugas PLKB di Kecamatan ini hanya satu orang saja untuk mengelola 11 desa yang ada," ungkap Agus ditemui di Ketapang Kalbar.
Di ceritakannya, sulitnya sarana prasarana terkait jarak tempuh antara satu desa dengan desa lain itu berjarak kurang lebih 30 kilometer. Belum lagi kondisi jalan untuk mencapai desa-desa terpencil seperti salah satunya desa Makmur Abadi yang saat ini dijadikan Kampung KB oleh pemerintah Kabupaten Ketapang bekerjasama dengan Perwakilan BKKBN Kalbar.
"Dengan tempuh 30 Km ini kami biasanya terkendala karena cuaca. Bahkan kadang-kadang saat berangkat ke kampung tujuan, motor kami mogok, ya terpaksa harus di dorong ditengah-tengah kebun sawit yang luas. Jika jauh jaraknya terpaksalah kami menginap di jalan," tuturnya.
Tidak hanya itu minimnya kesadaran masyarakat akan ber KB dan rendahnya pendidikan serta faktor masih lemahnya perekonomian masyarakat desa juga merupakan tantangan besar yang harus di hadapi, Agus selama ia menjalankan tugasnya.
"Tapi saya merasa senang, karena jerih payah selama ini ada hasilnya. Dimana kesadaran masyarakat di daerah ini sudah mulai menujukkan partisipasi ber KB yang cukup mengembirakan dan masyarakat sudah mulai mengerti banyak manfaat dalam ikut KB," katanya.
Lanjutnya, dengan ber KB masyarakat mulai merasakan adanya kesejahteraan di dalam pembangunan keluarga. "Mereka bisa mencegah adanya kawin muda, merencanakan perkawinan lebih baik, mengatur jarak lahir, dan lain sebagainya. Sehingga setiap keluarga yang mengikuti program KB ini dapat lebih menata keluarganya menuju keluarga-keluarga bahagia dan sejahtera," tuturnya.
Kepada pemerintah, Agus berharap agar lebih memberi perhatian khususnya terhadap desa Makmur Abadi yang di jadikan Kampung KB. Agar tercapai desa tersebut sebagai Kampung KB percontohan bagi desa-desa lain. "Desa Makmur Abadi inikan merupakan desa terpencil, jadi saya harapkan pemerintah dapat membangun akses jalan dan sarana pendidikan serta prasarana penunjang lainnya yang lebih baik lagi," katanya.
Suka Duka, Agus Rahmat 20 Tahun Mengabdi Sebagai Petugas PLKB
Kamis, 17 November 2016 14:26 WIB