Pontianak (Antara Kalbar) - Komandan Rindam XII/TPR, Kol Inf Khairul Anwar, menutup kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-98 tahun anggaran 2017, yang dipusatkan di Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kamis.
"Selama satu bulan lamanya para prajurit TNI, anggota Polri, pemerintah daerah dan segenap komponen masyarakat, telah bekerja keras dengan penuh kebersamaan, dilandasi semangat kemanunggalan untuk menyelesaikan program TMMD ke-98 tahun 2017," kata Khairul di Bengkayang, Kamis.
Menurut dia, kebersamaan yang ditunjukkan dalam program TMMD merupakan refleksi dari kemanunggalan yang hakiki antar segenap komponen bangsa, untuk mengatasi berbagai persoalan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kebersamaan seperti itulah, yang sebenarnya merupakan hakekat dari Kemanunggalan TNI-Rakyat yang merupakan roh perjuangan bangsa dan akan terus dibangun serta pelihara. Hal itu diperlukan guna menyiapkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh untuk kepentingan pertahanan Negara yang bersifat semesta, sebagai ciri khas Negara Indonesia yang mengedepankan keterpaduan antara TNI dan rakyat.
"Oleh karena itu, pada kesempatan yang sangat baik ini, sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dan selaku Penanggung Jawab Operasional (PJO) TMMD, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para Gubernur, Bupati/Walikota, Kantor Kementerian terkait dan semua pihak serta seluruh komponen masyarakat," tuturnya.
Sebagaimana diketahui bersama, katanya, bahwa program TMMD dimulai sejak tahun 1980-an dengan sebutan Program ABRI Masuk Desa (AMD). Setelah melalui berbagai evaluasi dan penyempurnaan, program TMMD terus diselenggarakan secara intensif dengan lingkup kerjasama yang semakin luas dengan kementerian-kementerian terkait.
"Hal ini dilakukan agar program TMMD semakin memberikan manfaat kepada masyarakat secara lebih tepat," ungkapnya.
Program TMMD yang semula diselenggarakan 2 kali dalam setahun, ditambah menjadi 3 kali. Hal ini dilakukan, selain sebagai bentuk kepedulian TNI dalam membantu akselerasi program pembangunan di wilayah-wilayah yang sulit terjangkau, juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan budaya luhur Bangsa Indonesia yang menjadi makna inti dari Pancasila, yaitu gotong royong.
"Melalui pelestarian budaya gotong royong dan kemanunggalan dalam program TMMD, diharapkan kita dapat semakin membentengi diri dari potensi disintegrasi yang dipicu oleh sentimen perbedaan dan sikap intoleransi," jelasnya.
Pada program TMMD ke-98 tahun ini, lanjutnya, secara nasional kita telah menyelesaikan sebanyak 357 sasaran fisik berupa pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang tersebar di berbagai wilayah Kodam di seluruh Indonesia, antara lain, pembangunan sarana transportasi berupa pembangunan jalan baru, pembuatan jalan Makadam, rabat jalan, rehabilitasi jalan, peningkatan jalan, betonisasi jalan, penimbunan, pelebaran dan pengerasan jalan.
Disamping itu juga dilaksanakan pembangunan infrastruktur lainnya yang meliputi pembuatan jembatan, pembuatan tanggul, pemasangan gorong-gorong, pembangunan gapura, pembuatan poskamling, pembuatan sarana olahraga, renovasi rumah ibadah dan rumah tidak layak huni, pembangunan sekolah, pembangunan sarana sanitasi dan pusat-pusat kegiatan masyarakat.
Selain sasaran fisik, tambahnya, TMMD juga menyelenggarakan program-program non fisik berupa penyuluhan kepada masyarakat tentang Bela Negara dan Ketahanan Nasional. Ditengah dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan yang diwarnai berbagai permasalahan yang sangat kompleks sekarang ini, kegiatan non-fisik sangat dibutuhkan untuk membangun dan memperkokoh jiwa dan semangat nasionalisme masyarakat.
"Hal tersebut merupakan sebuah kebutuhan untuk menangkal berbagai ancaman disintegrasi Bangsa, yang dilancarkan melalui Proxy War, yaitu berupa maraknya peredaran dan penyalahgunaan Narkoba, ancaman terorisme, aksi kriminalitas, kebangkitan komunisme gaya baru serta perang informasi yang melanda hampir ke seluruh penjuru dunia," kata Khairul.
Oleh karenanya, TMMD dapat dipandang sebagai salah satu upaya pemerintah melalui TNI AD, untuk membangun dan memperkuat ketahanan masyarakat sebagai potensi kekuatan wilayah yang sangat diperlukan dalam membangun Ketahanan Nasional untuk menjaga tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan telah berakhirnya pelaksanaan TMMD ke-98, bila terdapat tutur kata dan tingkah laku para prajuritnya, yang tidak berkenan di hati masyarakat, baik sengaja maupun tidak sengaja selama berinteraksi, dirinya selaku Penanggung Jawab Operasional TMMD menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Ada beberapa atensi dan harapan yang perlu dia sampaikan kepada para prajurit dan seluruh komponen masyarakat, Pertama, mari kita pelihara terus semangat kebersamaan dan Kemanunggalan TNI-Rakyat, jangan mudah terhasut dan terprovokasi oleh pihak manapun yang dapat merusak persatuan dan kesatuan Bangsa.
"Kedua, semangat gotong royong hendaknya terus dilestarikan, sebagai warisan budaya bangsa yang sudah terbina dengan baik selama ini," pintanya.
Ketiga, pelihara hasil program TMMD, agar manfaatnya dapat dinikmati oleh warga masyarakat dalam kurun waktu yang cukup panjang.
Keempat, kepada para Dansatgas TMMD ke-98 lakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan TMMD untuk dijadikan bahan perbaikan pada TMMD mendatang.
"Kelima, kepada para prajurit yang bergabung dalam Satgas TMMD, dengan selesainya kegiatan ini segera kembali ke induk pasukan masing-masing dan perhatikan faktor keamanan selama dalam perjalanan," katanya.
(KR-RDO/A029)
Komandan Rindam Tutup TMMD Ke-98 Lembah Bawang
Kamis, 4 Mei 2017 21:21 WIB