Pontianak (Antara Kalbar) - Konjen RI di Kuching, Jahar Gultom mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan penambahan 10 Community Learning Center (CLC) atau PKBM bagi anak-anak TKI di Sarawak Malaysia.
"Saat ini kita sudah memiliki 16 CLC untuk anak-anak TKI yang ada di Sarawak, dimana muridnya juga ada sebanyak 981 orang. Target kita saat ini dimana kami dari Konjen RI di Kuching bekerjasama dengan atase pendidikan kita di Kuala Lumpur, kita akan menambah sebanyak 10 atau paling tidak 5 CLC baru," kata Jahar saat dihubungi di Kuching, Sarawak, Jumat.
Dia mengatakan, penambahan itu akan dilakukan karena pihaknya tahu betul masih banyak anak-anak TKI di Sarawak yang belum mendapatkan pendidikan.
"Untuk memaksimalkan kualitas pendidikan itu, saat ini kita juga sudah mendapatkan 15 guru baru yang didatangkan langsung dari Kementrian Pendidikan, dimana kita harapkan dengan adanya guru baru ini maka kualitas pendidikan anak-anak kita di perbatasan bisa semakin baik," tuturnya.
Jahar menambahkan, pada bulan September ini juga nanti akan ada perlombaan untuk murid CLC se-Malaysia, dimana dia berharap pada kegiatan itu, anak-anak CLC Sarawak bisa mendapatkan medali pada perlombaan tersebut.
Dijelaskannya, untuk saat ini dirinya melihat kemampuan siswa CLC yang ada di Sarawak sudah sangat baik karena selain mendapatkan pendidikan tingkat dasar setara SD, mereka juga diberikan kemampuan lain, seperti berpidato, bahasa Inggris dan lainnya.
Hanya saja yang masih menjadi kendala, lanjutnya, pihaknya belum bisa menyediakan sarana seperti laboratorium untuk meningkatkan kemampuan penelitian anak-anak, karena keterbatasan tempat.
Dirinya merasa bersyukur, karena sejak diakuinya keberadaan CLC oleh Ppemerintah Kerajaan Malaysia, pada 2016 lalu, pihaknya bisa lebih mudah dalam melakukan pendataan anak-anak TKI yang belum mendapatkan pendidikan.
Terkait hal itu, dia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Malaysia dan perusahaan ladang sawit karena sudah memenuhi janjinya untuk memberikan pelayanan pendidikan lewat CLC tersebut.
"Semoga di masa akan datang akan lebih banyak lagi CLC yang bisa dibentuk dan dioperasikan, mengingat masih banyak anak pekerja WNI di Sarawak yang belum mendapatkan akses pelayanan serupa," katanya.
(U.KR-RDO/T011)