Jakarta (Antara Kalbar) - Letusan Kawah Sileri, Pegunungan Dieng pada
Minggu siang menyebabkan 12 orang wisatawan mengalami luka ringan karena
jarak 20 meter serta akibat tidak mengikuti rekomendasi untuk
tidak mendekati bibir kawah di bawah 100 meter.
Badan Geologi-KESDM sudah menyampaikan rekomendasi sejak April
2017 agar masyarakat/ pengunjung tidak mendekati bibir Kawah Sileri
< 100 meter.
Hal ini sudah disosialisasikan kepada pengelola
waterboom, camat-camat di sekitar kawah-kawah Gunung Dieng, Bupati
Banjarnegara dan BPBD Banjarnegara, demikian rilis Badan Geologi yang
diterima Antara, Jakarta, Minggu malam.
Sebelum letusan freatik pada Minggu, terjadi letusan freatik
pada 30 April 2017 berupa satu kali semburan lumpur dengan
ketinggian sekitar 10 meter dengan jarak lontaran hanya lebih kurang
satu meter dari bibir kawah dengan ketebalan 1-2mm.
Gempa letusan memiliki amplitudo maksimum 7.2 mm, lama gempa 48.1 detik, kata Badan Geologi KESDM.
Kemudian terjadi letusan freatik berikutnya pada 24 Mei 2017
yang menyebabkan luapan air lebih kurang 1-2 m dari bibir kawah.
Terakhir pada 2 Juli 2017 pukul 11:54:24 WIB terjadi letusan
freatik Kawah Sileri, Gunung Dieng yang mengeluarkan material lumpur
dengan jarak lontaran kurang lebih 50 m ke arah Utara, Selatan dan
tempat wisata waterboom.
Terkait aktivitas Kawah Sileri, Badan Geologi selalu mengingatkan
agar, pertama, masyarakat tidak melakukan aktivitas di Kawah
Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO2 dan H2S yang
berbahaya bagi kehidupan.
Kedua, masyarakat agar waspada jika melakukan penggalian tanah
di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari 1 (satu) meter
karena dari tempat tersebut masih berpotensi terancam bahaya gas CO2
dan H2S.
Ketiga, masyarakat agar tetap tenang, tidak terpancing isu-isu
terkait dengan aktivitas Gunung Dieng. Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah dan Pemkab Banjarnegara, Pemkab Wonosobo serta
Pemkab Batang tentang aktivitas G. Dieng. Masyarakat agar
selalu mengikuti arahan dari SATLAK PB dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah.
Keempat, bagi wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata kawah
disarankan tidak terlalu mendekat. Ke lima, sehubungan dengan adanya
peningkatan aktivitas vulkanik di kawah Sileri, maka masyarakat
dan pengunjung diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan, dengan
tidak mendekati kawah Sileri pada jarak 100 meter dari bibir
kawah.
Adapun upaya mitigasi yang dilakukan dan yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut, pertama, melakukan monitoring dan evaluasi
kawah-kawah di G. Dieng secara terus menerus (selama 24 jam)
setiap harinya oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi-KESDM.
Kedua, melakukan evakuasi para korban luka ke Puskesmas Batur
1. Ketiga, menutup sementara waktu Kawah Sileri oleh Polres dan
Kodim dengan garis polisi. Ke empat, BPBD dan Pos pengamatan
gunungapi Dieng melakukan pengamatan visual dan melakukan
pengukuran dari area Kawah Sileri.
Kelima, Tim Reaksi Cepat BPBD Banjarnegara membuka posko Aju
di desa Kepakisan. Ke enam , membuat jalur evakuasi khusus yang
selama ini tidak ada.
Letusan Kawah Sileri, 12 Wisatawan Luka Ringan
Senin, 3 Juli 2017 9:50 WIB