Pontianak (Antara Kalbar)-Usai mengelar ngopi bereng, Kepala BkkbN, Surya Chandra Surapaty bersama Kepala Perwakilan BkkbN Kalbar, Kusmana dan rombongan langsung menhadiri kegiatan Rapat Konsilidasi (Rakon) ke-XVII BKOW dan GOW se-Kalbar di Kabupaten Kubu Raya. Adapun tema yang diusung dalam Rakon itu yakni revolusi mental berbasis Pancasila dimulai dari keluarga.
"Merubah karakter manusia Indinesia itulah melalui revolusi mental, sebetulnya revolusi mental itu mengadalan komuniksi segitiga. Yaitu komunikasi manusia dengan tuhanya, dengan dirinya sendiri dan dengan manusia lain dan lingkungan," ungkapnya di Pontianak, Sabtu kemarin.
Surya Chandra memastikan, revolusi mental yang dilakukan saat ini pastinya berbasis idiologi. "Kita punya idiologi Pancasila, maka kita lakukan revolusi mental berbasis Pancasila dengan komunikasi segitiga, makanya selalulah berkomunikasi," ujarnya.
Ia mengigatkan berdasarkan sila pertama yakni ketuhanan yang maha esa. "Maka lakukanlah komunikasimu terhadap tuhanmu masing-masing. Jangan pernah mau diadu domba karena perbedaan agama, karena agama hanya untuk orang yang berakal," tuturnya.
Menurutnya, jika manusia Indonesia ini mau melakukan komunikasi visual transvertikal itu, "maka, pastilah pastilah manusia Indonesia dapat menjadi manusia yang berintegritas, jujur, dapat dipercaya, disiplin bertanggungjawab dam tidak munafik," ujarnya.
Pada sila kedua, kemanusian yang adil dan beradab. "Maka lakukanlah komunikasi intrapersonal kedalam diri pribadi masing-masing. Dengan mau lakukan koreksi diri sendiri dengan mampu menyesuaikan diri pada orang lain dan lingkungannya. Sehingga kita dapat menyadari apa yang bermanfaat dan apa yang harus kita buat untuk diri kita, masyarakat, bangsa dan negara ini," jelasnya.
Dengan demikian lanjutnya, maka terciptalah manusia Indonesia yang beretos kerja, mau kerja keras secara fisik, kerja cerdas secara mental, kerja keras secara spiritual, berani bersaing, produkti, inovatif dan kratif.
Kemudian sila ketiga, persatuan Indonesia. "Maka lakukanlah lakukan komunikasi interpersonal dan horisontal antara dirimu masing-masing baik dekat maupun jauh. Siapa yang paling dekat, itulah keluarga, maka komunikasi dalam keluarga sejak dini harus dibina," ucapnya.
Dengan menciptakan komunokasi yang baik dikeluarga, maka setiap anggota keluarga pastinya juga dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain baik itu sekampung dan sebangsa setanah air.
"Dengan demikian yang kita harapkan akan terciptanya rasa gotong royong yang kuat demi kemaslahat bsrsama dalam membangun bangsa dan negara Indonesia ini, menuju kemualiaan, semakin mandiri, merdeka dan sejahtera," katanya.
Ia mengatakan, bila revolusi mental berbasis sila pertama hingga ke tiga Pancasila itu sudah benar-benar dilaksanakan, maka seluruh masyarakat Indonesia dapat diajak untuk siap membangun Indonesia berdasarkan sila keempat yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
"Hal ini dapat menjadikan bangsa Indonesia berdaulat secara politik rakyaknya berdaulat bukan uangnya yang berdaulat, karena pemimpin politiknya dapat berkomunikasi dengan kita sebagai rakyatnya," kata Surya.
Sedangkan pada sila kelima yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, revolusi mentar bwrbasis sila kelima ini, akan menciptakan manusia merdaka dan berahlak mulia dalam membangun ekonomi kerakyatan yang membuat Indonesia maju serta berdikari secara ekonomi karena keadilan sosial dapat terjamin.
"Inilah yang saat ini digaungkan oleh BkkbN kembali, revolusi mental berbasis Pancasila, yang menjadikan Indonesia kata Bung Karno tahun 1963, itulah Trisakti. Dimana didalamnya berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan," pungkasnya.