Sungai Raya (Antaranews Kalbar) - IMA World Health bersama PPSW Borneo, mensosialisasikan stunting kepada masyarakat Desa Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, sekaligus mengampanyekan pentingnya asupan gizi bagi anak.
"Perlu diketahui, stunting tidak bisa diobati, namun bisa dicegah. Caranya dengan menjaga kesehatan dan memenuhi gizi anak dari satu hari dalam kandungan sampai 1.000 hari pertama kehidupan," kata Perwakilan IMA World Health, Masri Aulia di Batu Ampar, Minggu.
Dia mengatakan, dengan menjaga asupan gizi anak jelas menjadi hal yang sangat penting bagi pertumbuhan anak ke depan.
Baca juga: Sintang kampanye gizi cegah stunting
Aulia menjelaskan, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.
"Stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi," tuturnya.
Baca juga: Pencegahan stunting harus dimulai dari tingkat Desa
Adapun penyebab stunting dikarenakan beberapa faktor antara lain, kurang gizi kronis dalam waktu lama, retardasi pertumbuhan intrauterine, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, perubahan hormon yang dipicu oleh stres, sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Sedangkan gejala stunting yang bisa diketahui antara lain, anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya, proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya, berat badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang tertunda.
Untuk itu, lanjutnya cara dan waktu terbaik untuk mencegah stunting yang dapat dilakukan adalah selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan. Stunting di awal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa.
Baca juga: Dinkes Kalbar: Banyak yang Keliru Pahami "Stunting"
Direktur PPSW Borneo Barat, Reny Hidjazie mengatakan, pihaknya memberikan atensi khusus untuk Kubu Raya karena saat ini Kabupaten Kubu Raya menjadi salah satu daerah dengan angka stunting cukup tinggi di Indonesia.
"Untuk itu, kita memfokuskan wilayah kerja kita pada lima kecamatan yang ada di Kubu Raya, antara lain Kubu, Terentang, Sungai Raya, Batu Ampar dan Sungai Kakap," kata Reny.
Fasilitator Kabupaten Kubu Raya, PPSW Borneo, Evi mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka dengan peringatan Hari Gizi Nasional ke-58 dan Kampanye Gizi.
Baca juga: Nasyiatul Aisyiyah : Kalbar Peringkat Lima Stunting Indonesia
Pihaknya melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya kampanye cegah stunting, konseling gizi, pemeriksaan kesehatan serta kegiatan hiburan Japin dan Fashion Show Buah dan Sayur.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terlaksananya kegiatan ini, termasuk pemerintah desa Batu Ampar yang telah memfasilitasi kegiatan ini," katanya.
Kepala Desa Batu Ampar, Jainudin mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi terlaksananya kegiatan itu. Dia berharap, dengan adanya sosialisasi kesehatan ini, masyarakat bisa semakin sadar untuk menjaga kesehatan keluarga dan memenuhi asupan gizi anak-anaknya.
Baca juga: Nasyiatul Aisiyah Gandeng Tokoh Agama Cegah Stunting
"Terkait kesehatan masyarakat, kami dari Pemdes Batu Ampar selalu menganggarkan biaya melalui Posyandu. Untuk itu, kita harapkan setiap kader posyandu bisa aktif dan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat agar aktif datang ke posyandu," katanya.
Baca juga: Dinkes : Angka "Stunting" Kubu Raya Tergolong Tinggi
(KR-RDO/T011)
IMA World Health sosialisasikan stunting
Minggu, 11 Februari 2018 20:15 WIB