Sukadana (Antaranews Kalbar) - Warga Bali yang menetap di Desa Sedahan Jaya, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, merupakan cerminan penduduk yang telah melaksanakan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari, kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Republik Oesman Sapta.
"Warga Bali di Desa Sedahan Jaya ini memiliki jiwa toleransi yang sangat tinggi terhadap masyarakat sekitar dan telah mencerminkan 4 pilar kebangsaan yang sering disosialisasikan," kata Oesman Sapta di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kamis.
Ia melanjutkan, warga Bali menetap di Desa Sedahan Jaya karena letusan Gunung Agung di Pulau Dewata tersebut. Menurutnya, cepat beradaptasi dan membaur terhadap masyarakat sekitar tanpa mempermasalahkan perbedaan agama dan etnis dalam kehidupan sehari-hari.
"Saya mendengar laporan kepala desanya mereka betul-betul memiliki toleransi yang luar biasa begitu juga penduduk aslinya, dan agama tidak jadi masalah bagi mereka," ujar Oesman Sapta yang berasal dari Sukadana itu.
"Mereka beragama Hindu, sedangkan Islam disini mayoritas dan mereka bisa menyatu padu, bisa hidup damai bahkan mengerjakan sesuatu secara bersama - sama," kata OSO, panggilan Ketua Umum Partai Hanura ini.
Warga Bali disini juga, seperti yang dikatakan Ketua DPD RI ini, tetap melakukan ritual agama dan istiadat seperti yang dilakukan di Bali tanpa adanya intimidasi dan ancaman dari masyarakat asli sekitar selama mereka bermukim di negeri bertuah tersebut.
"Jadi masyarakat Bali sudah bermukim disini pada tahun 1963 saat gunung Gunung Agung meletus dan mereka sangat menyesuaikan adat istiadat Bali versi bagaimana orang datang kembali begitu juga saat mereka datang ke Kalimantan Barat khususnya di Sukadana ini," ujar dia lagi.
Untuk itu dirinya berharap agar masyarakat Kayong Utara yang selama ini menjujung tinggi nilai-nilai empat pilar kebangsaan bisa terus terjaga tanpa terpengaruh informasi luar yang tidak bisa dipertanggungjawakan kebenarannya.
"Hoaks dan SARA tidak boleh disini, makanya saya bilang sosialisasi empat pilar tidak bisa berhenti karena bisa menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat yang ada di pedesaan," kata dia.