Pontianak (Antaranews Kalbar) - BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah, Kalbar menyatakan, sebagian besar wilayah Kalbar, tidak jelas antara musim hujan dan kemarau.
"Wilayah Kalbar, cenderung terjadi hujan sepanjang tahun, sehingga tidak jelas antara musim hujan dan kemarau," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah, Wandayantolis saat dihubungi di Mempawah, Senin.
Data BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah, mencatat, awal musim kemarau normalnya terjadi pada bulan dasarian ke III periode Juli 2018, dengan panjang musim kemarau adalah empat dasarian. Sedangkan normal curah hujan untuk wilayah non zona musim pada periode April sampai dengan September berkisar antara 1001-1500 mm.
Ia menjelaskan, untuk prospek musim di Kalbar, awal musim kemarau diperkirakan terjadi di wilayah Kabupaten Ketapang bagian selatan, yang diperkirakan akan terjadi pada dasarian ke III atau Juli 2018.
"Untuk sifat hujan pada musim kemarau diprakirakan akan sama dengan normalnya, atau secara klimatologis disebut sebagai normal," ungkapnya.
Curah hujan kumulatif selama periode April hingga September 2018, di daerah non zona musim di Kalbar diprakirakan umumnya 1001 - 1501 mm, kecuali untuk wilayah non zona musim, sebagian Kabupaten Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu.
"Pada wilayah ini curah hujan diprakirakan berkisar antara 1501 - 2000 mm," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah mengimbau, kepada masyarakat Kalbar agar tetap waspada terhadap munculnya titik panas, karena diperkirakan musim kemarau akan terjadi bulan Juli hingga September 2018.