Jakarta (Antaranews Kalbar) - Pengamat sektor kelautan dan perikanan Abdul Halim mengingatkan dorongan untuk meningkatkan aktivitas bisnis tanaman air hias di Tanah Air oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) jangan sampai dieksploitasi berlebihan.
"Inisiatif ini perlu mempertimbangkan kondisi kelestarian ekosistem laut agar tak sembarang lokasi dieksploitasi," kata Abdul Halim kepada Antara, Minggu.
Namun, Abdul Halim yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan itu juga mengakui bahwa permintaan bisnis tanaman air hias dan ikan hias asal Indonesia pada saat ini dinilai cenderung mengalami peningkatan, di antaranya ke negara tujuan Singapura.
Sebagaimana diwartakan, KKP mengungkapkan adanya peluang bisnis yang bisa digarap oleh pelaku usaha kelautan dan perikanan nasional yaitu terkait dengan tanaman hias air yang bernilai ekonomi tinggi.
"Ini adalah bisnis baru, komoditas baru yang harus disampaikan ke publik sebagai peluang bisnis," kata Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) KKP Sjarief Widjaja.
Menurut dia, skala ekonomi dari peluang bisnis tanaman hias air ini sebenarnya dinilai masih ada di bawah permukaan, sehingga perlu digali informasinya dan didorong produksinya untuk ekspor.
Ia memaparkan tanaman air atau biasa disebut "aquatic plant" atau "flora aquatic" merupakan bagian dari perikanan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi, namun sebagian besar masyarakat belum mengetahui manfaat serta kegunaan tanaman tersebut.
Melihat besarnya potensi yang ada, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP memulai riset tanaman air yang diawali dengan pendataan spesies tanaman air endemik Indonesia yang berpotensi sebagai estetika atau hiasan akuarium dan sebagai obat.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi Pertanian, Kementerian Pertanian, Mastur mengungkapkan akan terus mendorong apa yang dilakukan BRSDM KP, terutama dalam inovasi pembiakan tanaman air hias.
"Budidaya tanaman air hias ini memang menggiurkan bagi siapapun yang mau memulai bisnis. Bisa untuk nelayan maupun pembudi daya juga. Untuk itu kami siap mendukung jika ada yang diperlukan, seperti hasil penelitian atau data lainnya," ungkapnya.
Sjarief juga menuturkan pentingnya untuk dilakukan kajian inventarisasi tanaman air endemik di seluruh perairan Indonesia sebelum diklaim oleh pihak asing.
Pasalnya, menurut dia, permintaan tanaman air banyak diminati dalam negeri hingga manca negara. Oleh karena itu, BRSDM KP melalui Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) melakukan berbagai inovasi riset guna mendorong perekonomian petani dan pembudi daya tanaman air.
Bisnis tanaman air hias jangan dieksploitasi berlebihan
Selasa, 20 November 2018 7:08 WIB