Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalbar, Prijono mengatakan pihaknya menyiapkan dana Rp2,9 triliun pada Desember 2018 di mana di dalamnya ada perayaan Natal dan menyambut Tahun Baru 2019.
"Terhadap kecukupan uang yang beredar di tengah masyarakat sudah dihitung dan disiapkan berapa yang dibutuhkan termasuk dalam momen perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Prijono menjelaskan bahwa untuk penyediaan uang tahun ini dipastikan meningkat, sebagaimana tren yang sudah ada. Menurutnya, dari Januari-November 2018 sudah ada peningkatan 18 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kita memprediksikan hingga akhir tahun ini peningkatan peredaran uang yang ada di Kalbar dari Januari-Desember 2018 sekitar 25 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata dia.
Prijono menyebutkan untuk melakukan peredaran uang di 14 kabupaten dan kota di Kalbar yang luasnya 1,5 kali Pulau Jawa itu dibantu empat kas titipan BI. Kas titipan tersebut dipercayakan kepada bank yang memenuhi syarat.
"Kas titipan kita dikerjasamakan dengan Bank Kalbar. Ada empat daerah kas titipan tersebut yakni di Kota Singkawang, Kabupaten Sintang, Kabupaten Putusibau dan Kabupaten Ketapang," jelas dia.
Ia mendorong bank umum yang bersentuhan langsung dengan nasabah atau masyarakatnya untuk memastikan uang yang diperlukan tersedia baik di kas bank tersebut maupun di ATM.
"ATM yang ada di bank umum harus dipastikan jangan sampai kosong. Kita tahu sebagimana pola di saat hari perayaan orang banyak membutuhkan uang," kata dia.
Terkait menjaga uang rupiah sendiri, pihaknya selalu mengingatkan masyarakat agar selalu merawat dan menjaga rupiah, terutama uang kertas. Menurutnya untuk membuat uang rupiah butuh biaya yang tidak sedikit.
"Sangat disayangkan jika uangnya diremes, dicoret, dibasah dan lainnya. Dengan hal itu bisa merusak uang dan tidak layak edar. Sehingga harus dimusnahkan dan dicetak lagi yang baru. Tentu itu butuh biaya. Bayangkan dari Jakarta ke Kalbar kemudian di sebar ke daerah, itu biaya operasionalnya mahal. Mari kita cintai dan jaga rupiah," kata dia.