Pandeglang (Antaranews Kalbar) - Ribuan warga Kabupaten Pandeglang, Banten korban tsunami hingga kini masih bertahan di pengungsian karena gelombang dari letusan Anak Gunung Krakatau masih aktif mengeluarkan lava pijar dan debu vulkanik.
"Kami dengan keluarga masih ketakutan untuk kembali ke rumah," kata Herman, seorang pengungsi di GOR Labuan, Rabu.
Gelombang tsunami yang menerjang permukiman Kampung Teluk Labuan, Sabtu (22/12) masih terngiang dan cukup menakutkan warga.
Kedatangan gelombang laut begitu cepat dan sangat kuat hingga kondisi bangunan rumah roboh.
Begitu juga rumah milik tetangga pun roboh hingga rusak berat.
"Kami bingung mau tinggal dimana setelah rumahnya itu roboh," kata Herman yang sehari-hari nelayan.
Herman mengaku dirinya bersama warga lainnya masih nyaman tinggal di pengungsian karena cuaca kurang bersahabat disertai hujan lebat juga terkadang air laut pasang.
Dismping itu juga letusan Gunung Anak Krakatau atau Gunung Sertung masih aktif mengeluarkan letusan vulkanik.
"Kami lebih baik tinggal di pengungsian dulu, sebelum Perairan Selat Sunda kembali normal," katanya.
Begitu juga pengungsian lainnya, Cicih mengaku dirinya dengan keluarga sudah tiga hari terakhir ini tinggal di pengungsian, karena kondisi gelombang cukup tinggi.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau masih berpotensi longsor
Baca juga: Wali Kota Singkawang kunjungi keluarga korban tsunami
Baca juga: Pemuda Katolik ajak masyarakat doakan korban bencana tsunami
Bahkan juga terkadang air laut pasang, sehingga merasa ketakutan dan panik,terlebih rumahnya hanya berjarak 150 meter dari Pantai Panimbang.
"Kami sudah kembali ke rumah hari Selasa (25/12), namun tiba-tiba air laut pasang dan warga berlarian menyelamatkan diri," katanya.
Ia mengatakan, dirinya hingga kini merasa ketakutan untuk kembali ke rumah dan lebih baik tinggal di pengungsian.
Selama ini, cuaca buruk melanda Perairan Selat Sunda juga letusan Gunung Sertung masih aktif.
Gelombang tsunami itu, kata dia, penyebabnya longsoran dari Gunung Sertung.
"Kami beruntung keluarga selamat dari bencana alam itu, setelah berlarian ke perbukitan," katanya.
Sementara itu, Asisten Daerah I Sekertariat Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Agus Priyadi Mustika mengatakan ribuan warga yang terdampak tsunami masih bertahan di pengungsian.
Mereka warga di pengungsian tersebar di Kecamatan Labuan, Jiput, Menes, Pulau Sari, Cikedal, Angsana, Cigeulis, Carita, Sukaresmi, Sumur, Panimbang dan Pagelaran.
"Kami minta warga pengungsian dioptimalkan penyaluran bantuan logistik juga pemeriksaan kesehatan," katanya.