Putussibau (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian Kapuas Hulu, Abdurrasyid mengatakan sampai saat ini Kapuas Hulu belum mampu swasembada pangan karena kebutuhan dan jumlah penduduk semakin besar.
"Produksi padi kita masih belum bisa memenuhi swasembada pangan, kekurangan sekitar 2.000 hingga 2.500 ton dalam setahun," kata Abdurrasyid, ditemui di Putussibau, Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Rabu.
Diakui Abdurrasyid, kekurangan swasembada pangan itu di sebabkan oleh beberapa faktor, baik itu faktor alam maupun kondisi sosial masyarakat.
Apalagi, kata Abdurrasyid, saat ini program cetak sawah sudah tidak ada, bahkan petani lebih memilih untuk tanam daun kratom.
"Ada beberapa lahan pertanian milik masyarakat di tanami dengan daun kratom, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi," jelas dia. Namun, ada beberapa kelompok tani di kecamatan juga yang berhasil melakukan pertanian untuk lahan sawah, seperti di Kecamatan Bunut Hulu.
Disampaikan Abdurrasyid, petani di Kecamatan Bunut Hulu itu melakukan panen tiga kali dalam setahun.
Kemudian, ada juga di beberapa kecamatan lain seperti Kecamatan Hulu Gurung yang menjadi lumbung padi, minimal sudah bisa memenuhi swasembada pangan di kecamatan tersebut.
"Banyak memang petani kita tetapi mereka masih berladang yang dijadikan sampingan, tanam setahun sekali," kata Abdurrasyid. Upaya pembinaan di bidang pertanian terus dilakukan, tetapi kendala - kendala di lapangan juga menjadi tantangan tersendiri bagi petugas pertanian.
Seperti halnya gagal panen, bisa disebabkan oleh hama dan kondisi alam, jika memang kondisi alam, kata Abdurrasyid, tidak bisa dielakkan karena memang daerah pesisir sungai Kapuas pasti terkena dampak banjir.
"Yang menjadi tugas kita juga mengubah pola pikir masyarakat, agar bertani padi tidak dijadikan pekerjaan sampingan, yang seharusnya dapat menghidupi pertumbuhan ekonomi masyarakat itu sendiri, artinya fokus dalam bertani," kata dia.