Singkawang (ANTARA) - Intensitas gangguan listrik hingga menyebabkan padam akibat kawat layang-layang beberapa Minggu terakhir ini cukup meningkat, terutama didaerah jalan Sudirman, Perumnas, Roban dan sekitarnya, terutama di sore hari menjelang berbuka puasa.
"Kawat layang-layang langsung menyebabkan korsleting atau hubungan singkat saat menyentuh jaringan listrik, hingga padampun tak bisa kita hindari. Dan lebih berbahaya lagi karena dapat mengancam keselamatan jiwa warga hingga maut merenggut," ungkap Sumarsono, Manager PLN UP3 Singkawang.
Dijelaskannya pula, Layang-layang dengan menggunakan tali biasa pun sebenarnya dapat menyebabkan gangguan listrik meski prosesnya tidak langsung karena membutuhkan kondisi basah, sehingga benang plastik yang semulanya bersifat tidak bisa menghantarkan listrik (isolator) namun karena embun mulai turun atau hujan maka otomatis akan berubah menjadi penghantar listrik (isolator).
"Dalam keadaan basah karena embun atau hujan yang turun, benang plastik layang-layang pun berubah menjadi penghantar listrik hingga terjadi hubungan singkat dan listrik pun padam. Makanya, malam hari pun layang-layang dapat mengancam pasokan listrik," jelas Sumarsono.
Diakui Sumarsono, bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan dengan melakukan razia bersama Satpol PP dan aparat keamanan terhadap para pemain layang-layang, namun tingkat kesadaran masyarakat masih rendah meski sudah banyak korban yang berjatuhan. Padahal layang-layang bertali kawat sudah dilarang sesuai Perda Ketertiban Umum nomor 1 tahun 2016, sehingga pelakunya bisa dijerat hukum.
"Masalah ini hendaknya menjadi perhatian kita bersama karena dampak buruknya dirasakan oleh masyarakat termasuk PLN. Seharusnya warga kota Singkawang dapat merasakan perbedaan kondisi kelistrikan saat sebelum masuk bulan Ramadhan dan saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini, dimana intensitas gangguan listriknya meningkat, dan itu lebih disebabkan oleh masalah eksternal, yakni ulah para pemain layang-layang," tegas Sumarsono.
Saat melakukan patroli dengan dibantu anggota TNI Brigade Infanteri Singkawang, Sumarsono berharap semoga para pemain layang-layang dapat menyadari dampak buruk yang disebabkan oleh ulah mereka.
"Tolong bantu PLN dalam menjaga suplai listrik minimal dengan mencegah atau melarang anggota keluarga untuk tidak bermaing layang-layang terutama dengan menggunakan tali kawat. Sekuat apapun upaya yang kami lakukan untuk mengamankan pasokan listrik namun jika tidak ada dukungan dari masyarakat maka jangan bermimpi listrik kita aman," tutup Sumarsono.
Kawat layang-layang ancam jiwa warga dan pasokan listrik di Kota Singkawang
Senin, 13 Mei 2019 11:13 WIB