Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap membangun dan terus meningkatkan kondisi jalan paralel perbatasan di Pulau Kalimantan yang memiliki panjang hingga 1.920 kilometer.
"Pembangunan jalan perbatasan merupakan implementasi dari Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk membangun Indonesia dari pinggiran dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Basuki Hadimuljono, pembangunan jalan perbatasan bernilai strategis karena disamping fungsi pertahanan dan keamanan negara juga membuka daerah terisolir dan menumbuhkan ekonomi kawasan perbatasan.
Di Provinsi Kalimantan Barat, Jalan Paralel Perbatasan membentang mulai dari Temajuk hingga Batas Kalimantan Timur sepanjang 827,97 Km. Pembangunan dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XX Pontianak, Direktorat Jenderal Bina Marga dibantu Direktorat Zeni TNI Angkatan Darat.
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, kondisi jalan saat ini sudah teraspal sepanjang 317,05 Km (38 persen), lapisan agregat sepanjang 253,29 km (31 persen), dan masih berupa perkerasan tanah 257,63 km (31 persen). Jalan paralel perbatasan memiliki lebar minimal 7 meter dan ruang milik jalan (Rumija) minimal 25 meter.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Sugiyartanto mengatakan meski jalan sudah tembus, pengaspalan diprioritaskan pada area yang sudah ada permukiman dan terdapat fasilitas umum, sedangkan penggunaan lapisan agregat digunakan pada area yang masih butuh peningkatan lalu lintas hariannya.
Diperkirakan kebutuhan anggaran untuk proses pengaspalan hingga akhir tahun 2024 sebesar Rp 4,5 triliun termasuk untuk pembangunan jembatan. "Direncanakan sampai akhir 2024 sudah teraspal semua," ujarnya.
Dari 12 ruas/koridor yang ada, sebanyak 4 ruas sudah jalan dalam kondisi teraspal seluruhnya, yakni ruas Nanga Badau-Lanjak sepanjang 44,92 km, Lanjak-Mataso sepanjang 25,72 km, Mataso-Tanjung Kerja sepanjang 54,85 km, dan Tanjung Kerja-Putussibau sepanjang 37 km.
Pada tahun ini, ruas yang ditangani adalah Ruas 1 Temajuk-Aruk (61,93 km), di mana saat ini sudah teraspal sepanjang 12 km. Sementara sisanya masih berupa lapisan agregat sepanjang 49,93 km. Pada ruas tersebut juga dibangun sebanyak 8 jembatan dengan panjang antara 20-90 meter.
Selain itu juga dilakukan perbaikan terhadap sebanyak 64 jembatan kayu yang ada.
Untuk Ruas 2 Aruk-Bts. Kec.Siding/Seluas dari panjang 53,61 km sudah dalam kondisi beraspal sepanjang 41,6 km dan perkerasan tanah sepanjang 12,01 km.
Peningkatan kualitas dilakukan pada ruas yang masih berupa tanah termasuk peninggian badan jalan sepanjang dua km yang merupakan lokasi rawan banjir yakni berada di antara Simpang Tapang dan Simpang Take. Selain itu dilakukan perbaikan terhadap 19 jembatan kayu yang sudah lapuk dengan menggantinya dengan jembatan box culvert.
Jalan paralel Kalimantan di Kalbar target tuntas 2024
Senin, 9 September 2019 11:23 WIB