Washington (ANTARA) - Amerika Serikat telah menguburkan jenazah pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi di laut, dengan upacara menurut kebiasaan Islam, setelah Baghdadi terbunuh oleh pasukan penyerbu AS di Suriah pada Sabtu (26/10), kata tiga pejabat kepada Reuters.
Para pejabat AS tersebut, yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, tidak menyebutkan tempat atau berapa lama upacara itu dilangsungkan. Dua pejabat mengatakan mereka meyakini bahwa jenazah Baghdadi sudah dibawa ke laut dengan menggunakan pesawat.
Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley, yang juga adalah kepala staf gabungan, mengatakan dalam konferensi pers di Pentagon (markas besar Departemen Pertahanan AS) bahwa militer AS memakamkan jenazah Baghdadi secara "sopan, menurut (prosedur standar) kita dan berdasarkan hukum menyangkut konflik bersenjata."
Karena Baghdadi tewas dalam kondisi yang mengerikan, kemungkinan militer AS tidak menjalankan proses secara penuh seperti yang dilakukannya setelah pasukan khusus AS Navy SEALs membunuh Osama bin Laden dalam penyerbuan pada 2011 di Pakistan. Saat itu, bin Laden tewas karena luka tembakan di kepalanya, menurut pemerintah AS.
Dalam kasus bin Laden, jenazah pendiri Al Qaida itu dibawa ke kapal induk USS Carl Vinson. Jenazah dimandikan, lalu dibungkus dengan kain putih. Setelah itu, doa dibacakan dalam Bahasa Arab di depan jenazah bin Laden.
Pemakaman bin Laden di laut memicu tanggapan beragam. Seorang imam terkemuka mengatakan Amerika Serikat telah melanggar cara Islam dengan tidak memakamkan jenazah bin Laden di dalam tanah. Kenapa demikian, AS tampaknya ingin menghindarkan kuburan bin Laden dijadikan tempat suci oleh para pengikutnya yang beraliran garis keras.
Sementara itu di Amerika Serikat, beberapa kalangan mempertanyakan kenapa bin Laden, sosok yang harus bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001 --menewaskan hampir 3.000 orang, dimakamkan dengan mendapat penghormatan.
Sementara itu, Milley tidak memberikan keterangan rinci soal upacara yang dilakukan bagi Baghdadi. Ia mengatakan bahwa sebelum dimakamkan, jenazah dibawa ke suatu tempat yang aman untuk kembali dipastikan jati dirinya melalui tes forensik DNA.
"Sudah dilakukan dan sudah selesai," kata Milley.
Baghdadi, tokoh garis keras Irak yang tadinya tidak dikenal namun kemudian menyatakan dirinya "kalifah" bagi seluruh umat Islam --sebagai pemimpin ISIS-- tewas setelah ia meledakkan rompi bomnya sendiri. Sebelum itu, Bagdadi sempat lari dan terpojok di sebuah terowongan buntu, yang ditutup oleh pasukan elit Amerika Serikat, menurut pemerintah AS.
Sumber: Reuters