Pontianak (ANTARA) - Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu menjadi titik persinggahan tetakhir tim ekspedisi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) IV BKKBN Kalbar tahun 2019. Seperti titik persinggahan sebelumnya, di Selimbau juga dilakukan pelayanan KB dan sosialisasi tentang Kespro, wawasan kebangsaan, cinta tanah air dan Kamtibmas.
"Untuk pelayanan KB MKJP hingga hari terakhir pelayaran kami dengan menggunakan Kapal Bandong total seluruhnya ada sekitar 211 aseptor MKJP," kata pimpinan pelayanan KB bergerak DAS Kapuas IV, Hadirin di Kapuas Hulu, Senin.
211 aseptor itu ujarnya, merupakan hasil pelayanan dari Kabupaten Kubu Raya, Sanggau, Sekadau, Sintang dan Kapuas Hulu.
"Dari tiga kabupaten ini, aseptor yang paling banyak mendapatkan KB dari kami di Kapal Bandong itu adalah Kabupaten Kapuas Hulu tepatnya di Kecamatan Silit Hilir sebanyak 59 aseptor," katanya.
Di Kecamatan Silat Hilir ujarnya, untuk IUD ada tiga orang peserta baru, 29 orang ganti cara dari suntik atau pil ke IUD dan satu orang bongkar pasang. Sementara untuk Implan satu peserta baru, 24 peserta ganti cara dari suntik atau pil ke Implan dan satu peserta bongkar pasang.
Kemudian sambungnya, pelayanan KB MKJP yang paling sedikit juga di Kapuas Hulu tepatnya di Kecamatan Selimbau hanya dua peserta saja.
"Hal ini bukan karena tidak ada peminat. Namun di Selimbau dalam tahun ini, pelayanan KB MKJP sudah dua kali telah dilakukan oleh petugas KB dari Kabupaten Kapuas Hulu. Makanya kami lebih memfokuskan sosialisasi kesehatan reproduksi, wawasan kebangsaan, cinta tanah air, bahaya narkoba dan Kamtibmas kepada para pelajar," ujarnya.
Hadirin mengatakan, dari hasil kunjungan ke beberapa titik di DAS Kapuas ini, sebenarnya masih banyak masyarakat yang belum menggunakan KB MKJP. Dan ini akan tetap menjadi "PK" kedepan agar masyarakat mau beralih dari KB pil atau suntik ke KB MKJP yaitu IUD dan Implan.
"Berbagai faktor yang menjadi kendala, memang di lihat dari kesadaran ber KB masyarakat Kalbar saat ini termasuk yang tinggal di aliran sungai itu cukup tinggi. Namun belum sepenuhnya menggunakan KB MKJP, mereka hanya menggunakan KB suntik dan pil. Selain itu masih ada rumor yang membuat masyarakat enggan menggunakan IUD dan Implan dan kurang memadainya akses," pungkasnya.