Jakarta (ANTARA) - Kementerian Dalam Negeri meminta pemerintah daerah menyediakan juru bicara untuk menjelaskan persoalan isu virus Corona (Covid-19) kepada masyarakat.
"Seluruh pemda diharapkan mengaktifkan jubir untuk menjelaskan kepada publik dan pers terkait dengan isu Covid-19, jangan sampai terjadi simpang siur," kata Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Bahtiar di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Lima seruan MUI untuk tangkal Covid-19
Pengaktifan jubir di pemda tersebut, menurut dia, berguna untuk mencegah kebohongan dan ketidakjelasan informasi di tengah masyarakat.
"Ada kejelasan informasi yang diterima publik terkait dengan wabah Covid-19, jangan sampai ada hoaks," kata Bahtiar.
Jubir pemda ini nantinya diminta selalu berkoordinasi dengan dinas kesehatan maupun instansi terkait agar mampu memberikan pemahaman terkait dengan kesehatan maupun Covid-19.
"Jubir tersebut harus terkoordinasi dengan Dinas Kesehatan sebagai leading sector dalam penanganan soal kesehatan, termasuk terkait wabah Covid-19," ucapnya.
Baca juga: Penyebar informasi pribadi pasien corona terancam sanksi
Penunjukan juru bicara di lingkungan pemda tersebut juga didukung dengan dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 480/3502/SJ kepada gubernur dan 480/3503/SJ tanggal 6 Mei 2019 kepada bupati/wali kota tentang Penunjukan Juru Bicara di Lingkungan Pemerintah Daerah.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi isu Covid-19 belakangan ini.
"Saya kira tidak perlu panik, ya, kita tahu pemerintah telah berupaya dengan segala kemampuan. Kita tahu koordinasi di tingkat nasional sudah dilakukan oleh Kemenlu, kemudian koordinasi jaringan kesehatan oleh Kemenkes, rekan-rekan kepala daerah banyak melakukan langkah preventif," kata Mendagri Tito Karnavian.
Mendagri juga meminta masyarakat untuk memperkuat sistem imunnya dengan melakukan olahraga dan pola hidup sehat supaya terhindar dari terjangkitnya Covid-19.
"Tindakan preventif itu, terutama memperkuat daya tahan tubuh, itu yang penting, olahraga, karena virus itu yang paling utama ada di sistem daya tahan tubuh. Kalau daya tubuh kuat, virus juga tidak bisa berkembang," ujarnya.
Baca juga: Paus Fransiskus dilaporkan negatif Covid-19
Baca juga: Soal corona, masyarakat Singkawang diimbau tunda perjalanan ke luar negeri