Pontianak (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menyoroti penyebaran informasi hoaks yang dilakukan pengelola akun Pontianak Informasi terkait adanya penyuntikan jeruk siam asal Kabupaten Sambas yang beredar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
"Persoalan yang ada ini jadi pelajaran untuk kita semua, agar sebelum memberikan informasi kepada masyarakat mengenai jeruk yang disuntik harus dibuktikan terlebih dahulu dengan melalui uji laboratorium, sehingga informasi yang disebarkan valid dan tidak menimbulkan keresahan," ujar Daniel dihubungi di Pontianak, Rabu.
Ia menyebutkan informasi yang tersebar mungkin akan menyebabkan turunnya minat pembelian jeruk di Kota Pontianak.
"Nah, hal itu tentu akan menambah derita petani jeruk. Apalagi kondisi saat ini kita sedang dihadapkan dengan COVID-19," ujar Politisi PKB tersebut.
Terkait laporan yang telah dibuat oleh petani jeruk Sambas ke Polres Sambas, menurutnya, tetap dijalankan sesuai proses hukum.
"Laporan tersebut bagian dari hak mereka untuk memperjuangkan nama baik jeruk di Kalbar khususnya Kabupaten Sambas. Kita tahu jeruk sambas merupakan salah satu komoditi unggul Kalbar dan penghasilan utama hidup banyak orang terutama petani dan penjualnya," kata dia.
Pada Selasa, 7 April 2020, Kelompok Petani Jeruk Tebas Kabupaten Sambas secara resmi melaporkan pengelola akun Fanspage Facebook Pontianak Informasi, karena diduga menyebarkan berita bohong seputar buah jeruk petani yang disuntik, dan saat ini laporannya sudah ditangani Satreskrim Polres Sambas.
Dalam postingan di halaman Fanspage Facebook Pontianak Informasi menyebutkan jeruk yang beredar di Pontianak rata-rata tidak aman bagi kesehatan karena disuntik. Mohon kepada Dinas Kesehatan dan Disperindag Kota Pontianak untuk menertibkan buah jeruk yang rata-rata disuntik.
Ciri- ciri jeruk yang disuntik: 1. Memiliki bekas luka di kulit, baik yang sudah sembuh maupun belum. 2. Kelihatan mulus pun, lihatlah ada titik luka sebesar jarum suntik.
Dengan ciri tersebut pengelola melakukan survei tersembunyi dengan berpura-pura sebagai pembeli. Ada pedagang jujur, ada juga yang marah bahwa dijelaskan buah disuntik. Bukan salah pedagang, tetapi oknum petani yang curang. Mohon untuk dinas terkait segera bertindak, sebelum membahayakan ginjal warga Pontianak. Begitu isi postingannya.
Baca juga: Petani jeruk di Tebas laporkan akun medsos