Kapuas Hulu (ANTARA) - Temenggung Suku Dayak Iban Batang Lupar, daerah perbatasan Indonesia - Malaysia, wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Martin Sumpit (79) meninggal dunia.
Kepergian salah satu tokoh di perbatasan itu membuat luka mendalam bagi warga perbatasan dengan sosoknya yang selalu mengedepankan perdamaian dan berjuang untuk dunia pendidikan serta melestarikan adat istiadat dan budaya dayak Iban.
" Beliau meninggal tadi pagi, kami sangat merasakan kehilangan karena semangat beliau selalu mengedepankan perdamaian dan selalu mendorong kemajuan daerah perbatasan," kata tokoh masyarakat perbatasan, Agus Mulyana, menghubungi ANTARA, di Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Selasa.
Disampaikan Agus, Temenggung Sumpit juga salah satu tokoh yang berjuang untuk pendidikan anak - anak perbatasan, bahkan sempat menyiapkan satu rumah di Pontianak untuk ditempati anak sekolah dari perbatasan.
Menurut dia, semasa hidupnya Temenggung Sumpit bercita - cita agar dunia pendidikan di perbatasan lebih maju dan tidak kalah oleh daerah lainnya, bahkan anaknya sudah ada yang menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi.
Baca juga: Suku Dayak Iban di batas negeri gelar ritual adat terkait Covid - 19
" Saya ingat pesan beliau bahwa yang terpenting menurut beliau yaitu pendidikan, anak perbatasan jangan ketinggalan dari yang lainnya, karena banyak nya uang atau harta tidak akan ada gunanya jika kita tidak berpendidikan," ucap Agus, menceritakan sosok Temenggung Sumpit.
Bahkan, saat beliau masih muda dulu bersama kawan - kawannya menggunakan perahu pergi sekolah ke Kecamatan Sejiram, hingga akhirnya beliau sempat putus sekolah, karena kekhawatiran orangtuanya karena jarak tempuh yang sangat jauh.
Selain itu, menurut Agus Mulyana, sosok Temengung Supit salah satu tokoh Dayak yang ikut berjuang dalam pemekaran calon Kabupaten Banua Landjak, setiap pembangunan dari pemerintah selalu dukung dan terdepan dalam menyelesaikan segala persoalan yang menghambat pembangunan di masyarakat.
" Beliau bercita - cita warga perbatasan maju mulai dari pendidikan dan pembangunan lainnya," ucap Agus yang merupakan mantan Wakil Bupati Kapuas Hulu.
Sosok Temenggung Sumpit, kata Agus Mulyana patut menjadi panutan generasi muda agar tidak melupakan jati diri dan berpikir maju dengan berpendidikan.
" Semoga beliau diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," kata Agus.
Temenggung Suku Dayak Iban Batang Lupar, Martin Sumpit merupakan temenggung ketiga dan menjabat temenggung sejak Tahun 2001, dan sebelumnya beliau menjadi Patih Adat.
Baca juga: Festival budaya suku Dayak Kayaan Mendalam Kapuas Hulu berakhir meriah
Baca juga: Tokoh muda Dayak Kapuas Hulu ajak lestarikan budaya leluhur
Temenggung Suku Dayak Iban di perbatasan meninggal dunia
Selasa, 21 April 2020 14:08 WIB