Sintang (ANTARA) -
Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat siap menyambut "generasi emas" tahun 2045 mendatang, salah satunya penangan stunting di kabupaten itu, kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah.
"Kesiapan dalam menyambut generasi emas itu, salah satunya terkait dengan penanganan stunting. Dimana pada tahun 2019 Kabupaten Sintang tertinggi dalam penanganan stunting," kata Yosepha Hasnah di Sintang, Senin.
Ia mengatakan penurunan kasus-kasus stunting dilakukan dengan intervensi gizi sensitif dan intervensi gizi spesifik pada anak-anak di Kabupaten Sintang.
"Untuk merealisasikan hal itu, Kabupaten Sintang pada tahun 2020 ini telah memprioritaskan penanganannya di 25 desa. Prioritas ini dalam upaya untuk menurunkan angka stunting tersebut," katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat Tenny C Soriton dalam kunjungan kerjanya ke Pemkab Sintang mengatakan, saat ini isu stunting mendapat perhatian serius sehingga menjadi prioritas nasional, yang telah melibatkan 23 kementerian/lembaga, salah satunya adalah BKKBN.
"Terkait hal itu, BKKBN mengambil peran melaksanakan tugas pemberdayaan keluarga dalam cara promosi dan komunikasi," katanya.
Menurutnya, BKKBN juga telah mendorong adanya peningkatan perhatian dan komitmen promosi pentingnya setiap keluarga terhadap 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"1000 HPK ini diimplementasikan dengan program Bangga Kencana, mengembangkan program BKB dan memberikan layanan penyuluhan bagi orang tua untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengasuhan anak. Dengan demikian kami berharap angka stunting itu dapat diturunkan," katanya.