Pontianak (ANTARA) - Masih sulitnya sarana transpotasi khususnya bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Sungai Kapuas tepatnya untuk warga Desa Nanga Lembang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang itu masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan alat kontrasepsi. Hal itu membuat tenaga kesehatan Puskesmas Nanga Lembang harus melakukan pelayanan dengan cara "jemput bola" yaitu berkeliling mendatangi warga atau aseptor.
"Makanya menurut kami dengan adanya pelayanan KB Bergerak Daerah Aliran Sungai (DAS) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN Kalbar ini sangatlah membantu sekali pelaksanaan pembangunan Keluarga Berencana (KB) khususnya bagi masyarakat kami yang berada di aliran sungai," kata Kepala Puskesmas Nanga Lebang, Rio Martadi Nurmansyah di Sintang, Senin.
Nurmansyah menjelaskan, kegiatan pelayanan DAS ini sangatlah efektif dan ia sangat mendukung sekali. Menurutnya sudah hampir 10 tahun terkahir baru kali ini program pelayanan KB DAS dilakukan di daerah Nanga Lebang dan ini sangat disambut antusias oleh warga. Hanya kendalanya saat ini banjir sehingga warga sulit untuk mendatangi lokasi pelayanan DAS.
"Tapi yang pasti kegiatan ini dapat memudahkan masyarakat yang ingin menggunakan kontrasepsi khususnya sejenis implan maupun IUD yang terkendala waktu dan jarak untuk ke fasilitas kesehatan. Untuk itu kami sangat mendukung sekali kegiatan DAS ini. Dan, kami berharap pada waktu selanjutnya bisa kembali dilakukan kegiatan serupa di Nanga Lebang ini," katanya.
Ia menambahkan, Puskemas Nanga Lebang membawahi empat desa yang berada di jalur air, diantaranya desa Karya Jaya Bakti, Nanga Lebang, Sungai Lais dan Mandiri Jaya. Selama ini pelayanan kepada masyarakat dihadapi dengan kendala infrastruktur, karena akses jalan wilayah tersebut harus menggunakan jalan milik perusahaan.
"Sarana jalan darat yang ada masih belum memadai dan warga harus menggunakan jalan perusahaan. Namun jalan perusahaan itupun kadang sulit dilalui karena tidak setiap saat di pelihara, tapi apapun kendalanya kami tetap berusaha memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk mengatasi kendala tersebut pihaknya menjalankan pelayanan jemput bola melalui posyandu dan Puskemas keliling setiap bulan. Kami menyiapkan dua speed boat dan satu Puskemas keliling darat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat," paparnya.
Sementara itu, untuk tenaga bidan di Puskesmas saat ada tujuh orang, bidan tersebut ada yang ditempatkan di Puskemas dan Postu. Namun menurutnya, bidan-bidan yang ada di Puskemas Nanga Lebang masih memerlukan pembinaan lebih lanjut.
"Sekarang yang perlu di tingkatkan bidan yakni kemampuan. Makanya saya menyarankan kepada organisasi profesi bidan. Bila ada pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan bidan maka kami akan siap mengikuti pelatihan tersebut, karena untuk tahap pelayanan masyarakat terkendala akses," katanya.
Hingga saat ini diakuinya, pelayanan KB di Puskesmas Nanga Lembang umumnya para aseptor masih menggunakan sistem pil, kondom dan suntik. "Dan dengan adanya kegiatan pelayanan KB DAS akan membuka wawasan masyarakat. Akseptor dengan resiko tinggi bisa menggunakan alat kontrasepsi yang non hormonal seperti IUD dan implan," pungkasnya.
Pelayanan KB Daerah Aliran Sungai mudahkan aseptor gunakan kontrasepsi
Senin, 21 September 2020 17:26 WIB