Jakarta (ANTARA) - Manajer Integrasi Proyek Riset dan Pengembangan Bio Farma, Neni Nurainy mengatakan pihaknya tetus melakukan pemantauan terhadap efek samping atau kejadian ikutan pasca-pemberian vaksin COVID-19.
Hal itu disampaikan Neni saat menjadi pembicara dalam sesi webinar Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin, bertema Indonesia Siap Vaksinasi COVID-19 yang diselenggarakan tim Jubir Presiden RI, secara virtual di Jakarta, Senin.
"Tidak ada satu obat pun yang sempurna sehingga pasti ada efek samping. Kita dalam uji klinis (vaksin COVID-19) akan memonitoring kejadian ikutan pasca imunisasi," ujar Neni.
Baca juga: Bio Farma: 7,60 persen masyarakat Indonesia tolak divaksin
Dia mengatakan apapun kejadian ikutannya setelah vaksinasi, ada formulir yang harus diisi para relawan vaksin. Data tersebut dikumpulkan dan akan dianalisis.
"Jadi setelah 48 jam setelah vaksinasi akan dilihat reaksi lokal dan sistemnya kemudian selama 6 bulan tetap dipantau," jelasnya.
Dia mengatakan terkait vaksin COVID-19 Sinovac, berdasarkan penelitian terhadap fase 1, fase2 dan beberapa laporan dari fase 3, didapati bahwa gejala umum yang muncul adalah rasa sakit di tempat injeksi dan ada juga yang merasakan gejala demam dan pusing namun sangat sedikit.
Dia mengatakan pemantauan akan terus dilakukan terkait kejadian ikutan pasca-vaksinasi, dan akan diberikan informasinya kepada masyarakat.
Baca juga: Rencana vaksinasi COVID-19 November bisa molor
Baca juga: Vaksin COVID-19 dapat merusak DNA seseorang? Ini faktanya
Baca juga: Relawan vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca di Brazil meninggal