Jakarta (ANTARA) - Pemerintah akan mempertimbangkan untuk membeli vaksin COVID-19 dari Pfizer setelah perusahaan asal Amerika Serikat itu menyebut lebih dari 90 persen efektif berdasarkan hasil uji coba.
"Berbagai vaksin itu dipertimbangkan tapi kami belum memasukkan Pfizer sebagai salah satu," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam jumpa pers virtual usai ASEAN Summit 2020 di Jakarta, Selasa.
Meski demikian, pemerintah akan memasukkan vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer itu untuk dibahas berikutnya.
"Ini untuk menjadi bagian berikutnya karena masih banyak yang dibahas terkait pengadaan vaksin," imbuhnya.
Sebelumnya sejumlah produsen vaksin COVID-19 rencananya menjadi mitra penyedia vaksin di antaranya Sinovac, Sinopharm, Cansino, Astra Zeneca.
Pemerintah juga sedang mengembangkan vaksin buatan sendiri yakni Merah Putih.
Sasaran prioritas penerima vaksinasi COVID-19 sudah disiapkan pemerintah mulai dari tenaga medis, pelayan kesehatan termasuk TNI Polri dan aparat hukum sekitar 3,5 juta.
Kemudian, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga perangkat daerah sebanyak lima juta orang, tenaga pendidik mulai dari Pendidikan Anak Usia Dinia (PAUD), TK, SD, SMP, SMA hingga dosen perguruan tinggi swasta dan negeri sebanyak 4,3 juta.
Selanjutnya, aparat pemerintah pusat dan daerah serta legislatif sebanyak 2,3 juta orang, dan penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan sebanyak 96 juta orang dengan jumlah semuanya mencapai 102 juta orang.
Selain itu, sasaran penerima vaksinasi adalah masyarakat usia 19-59 tahun sehingga total keseluruhan mencapai 160 juta orang.
Vaksinasi akan diberikan sebanyak dua dosis sehingga total kebutuhan vaksin mencapai 320 juta dosis vaksin.
Selain dari pemerintah, vaksinasi juga akan dilakukan oleh perusahaan yang melakukan kerja sama untuk vaksinasi mandiri.