Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif mengalami perlambatan dan terkontraksi sebesar 2,07 persen (yoy) pada 2020.
"Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Tahun 2020 dibandingkan dengan Tahun 2019 mengalami kontraksi 2,07 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Baca juga: September, neraca perdagangan Indonesia surplus 2,4 miliar USD
Baca juga: BPS umumkan jumlah penduduk Kubu Raya sebanyak 609.392 jiwa
Pencatatan ini sudah menghitung ekonomi pada triwulan IV-2020 yang juga mengalami kontraksi 2,19 persen, meski sejumlah perbaikan maupun pembenahan sudah dilakukan pemerintah.
Sebelumnya, perekonomian Indonesia sudah memperlihatkan adanya tanda-tanda terimbas pandemi COVID-19 setelah pada triwulan I-2020 hanya tumbuh 2,97 persen.
Baca juga: Kalbar deflasi sebesar 0,06 persen pada Januari 2021
Padahal, dalam kondisi normal, biasanya perekonomian Indonesia pada triwulan I tercatat rata-rata berada pada kisaran 5 persen (yoy).
Pandemi yang meluas makin membatasi kegiatan ekonomi dan pergerakan manusia, hingga Indonesia secara resmi ikut merasakan resesi, setelah perekonomian pada triwulan II dan III-2020 terkontraksi 5,32 persen dan 3,49 persen.
Baca juga: Defisit perdagangan Indonesia - China turun 66 persen
Meski demikian, angka triwulan III yang "naik" dari triwulan II menimbulkan optimisme terhadap membaiknya ekonomi, seiring dengan upaya pemerintah yang telah memberikan stimulus dan terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan disiplin protokol kesehatan serta adanya penemuan vaksin.
Dengan kondisi tersebut, maka pemerintah sempat memperkirakan perekonomian Indonesia sepanjang 2020 berada pada kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen.
Baca juga: Pertumbuhan IPM Kalbar melambat dampak pandemi
Baca juga: IPM Kota Pontianak 2020 capai 79,44 tertinggi di Kalimantan Barat
BPS catat perekonomian Indonesia pada 2020 terkontraksi 2,07 persen
Jumat, 5 Februari 2021 9:56 WIB